news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Reruntuhan Kota Akrotiri, Bukti Peradaban Besar Bangsa Kreta di Santorini

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
11 Agustus 2018 19:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akrotiri adalah sebuah desa di bagian barat daya Pulau Santorini, Yunani, yang menyimpan banyak sejarah di dalamnya. Pada 1967, tim arkeologis Yunani, dipimpin oleh Spyros Marinatos, berhasil menemukan buku kuno yang berisi sejarah perjalanan Pulau Santorini pada masa kejayaannya. Ia lalu mulai melakukan penelitian mengenai peradaban Yunani di Santorini. Tim arkeologis itu melakukan penggalian pertamanya di bagian selatan Akrotiri, sesuai dengan petunjuk dari buku tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada wilayah penggalian, mereka menemukan reruntuhan bangunan di bawah lapisan batu apung berukuran 10-30 meter. Mereka pun menemukan bangunan rumah tiga lantai, dan sebuah lukisan dinding peninggalan kebudayaan Yunani di Santorini yang memuat keadaan wilayah itu sebelum letusan gunung Santorini sekitar tahun 1600 SM. Kini sebagian penemuan arekologis itu dapat dilihat di museum arkeologi di Kota Tjera dan Nomikos.
Kota Akrotiri dulunya merupakan kota besar di Zaman Perunggu, yang dibangun sekitar tahun 1500 SM. Berdasarkan penemuan di reruntuhan Santorini, diketahui bahwa Akrotiri memiliki sistem kota yang sangat baik dan sistem peradaban tinggi. Mereka dapat membangun sistem penyediaan air untuk mengalirkan air panas dan dingin demi kebutuhan masyarakat di kota tersebut. Air panas itu mereka dapatkan dari sebuah gunung berapi yang berada dekat dengan kota itu, sekaligus gunung yang menghancurkan peradaban di sana.
ADVERTISEMENT
Akrotiri dan peradaban bangsa Minoa lenyap akibat letusan gunung berapi di Pulau Thera sekitar tahun 1600 SM. Hingga saat ini, sudah lebih dari sepuluh bangunan telah ditemukan di Akrotiri. Di antara temuan itu terdapat sebuah bangunan besar yang disebut Xesta 3, yang jika dilihat dari ukuran serta dekorasinya adalah sejenis kuil tempat upacara dilakukan.
Temuan lain yang juga tidak kalah penting adalah beberapa lukisan spiral dengan diameter 2 cm dihiasi rangkaian titik. Seorang peneliti dari Universitas Teknik Nasional Athena, Constantin Papaodysseus, pernah meneliti lukisan tersebut, dan berhasil menemukan fakta bahwa lukisan itu dapat dijelaskan dengan formula matematika sehingga pola garisnya memiliki jarak yang konstan. Hal itu membuktikan bahwa bangsa Minoa telah mengenal ilmu geometri sejak tahun 1600 SM.
ADVERTISEMENT
Beberapa sumber tertulis menyebutkan bahwa orang Yunani mulai mengenal seni melukis sejak Zaman Perunggu. Namun sebagian besar lukisan itu hancur ataupun hilang seiring berkembangnya zaman. Lukisan paling awal bangsa Yunani diyakini dihasilkan oleh kebudayaan Minoa di Pulau Kreta. Orang-orang Minoa menghiasi bangunan penting mereka dengan berbagai lukisan. Seni melukis orang-orang Minoa dilakukan langsung pada dinding, bukan digantung, teknik itu disebut dengan fresko.
Berbagai penemuan lukisan di reruntuhan kota Akrotiri menunjukkan gambar-gambar alam dan tumbuhan, yang juga banyak dijumpai pada peradaban bangsa Kreta. Mungkin saja orang-orang Akrotiri mengagumi hasil lukisan orang-orang Minoa sehingga mempengaruhi kesenian di wilayah Akrotiri.
Sumber : Soebachman, Agustina. 2013. Misteri Kota yang Hilang. Yogyakarta : Syura Media Utama
ADVERTISEMENT
Foto : commons.wikimedia.org