Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Revolusi Suriah
28 Maret 2017 18:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pergerakan aktivis Tunisia dan Mesir telah berhasil memberikan pengaruh terhadap pergerakan akitivis Suriah dengan revolusinya
ADVERTISEMENT
Suriah menjadi negara yang paling stabil dibandingkan negara Timur Tengah lainnya saat meletusnya Arab Spring. Dengan kekuatan militer dan pertahanan anti Barat menjadikannya Suriah kuat terhadap gejolak Arab Spring.
Pada 6 Maret 2011 di Kota Deera, 15 pelajar Suriah berusiakan 10 – 15 tahun berhasil memantik perseturuan. Dengan membuat graffiti berpesankan perubahan rezim, mereka diringkus polisi. Tindakan tersebut disebut – sebut perpanjangan tangan aktivis Mesir karena aksinya serupa saat protes Arab Spring di Tahrir Square, Mesir.
Penangkapan tersebut ampuh menyulut kemarahan Suriah hingga ke Kota Dayar al-Zor, al-Hasaka, dan Hama. Mereka menuntut pembebasan tahanan pelajar bahkan meneriakkan penurunan rezim Al - Assad
Lebih dari sekedar batasan berekspresi. 15 Maret 2011 di Kota Pantai Banias, wanita Suriah dilarang menggunakan jilbab modern di ruang publik, apabila memprotes tak segan polisi menghadang dengan pemukulan hingga penjatuhan korban jiwa jika mereka berani turun ke jalan untuk protes.
ADVERTISEMENT
Di akhir 18 Maret 2011, demonstrasi Suriah berhasil menyebar ke seluruh dunia melalui viral. Melihat keadaan tersebut, pemerintah pun dengan keras mengambil tindakan melalui pemadaman listrik dan layanan telepon guna melumpuhkan pergerakan masa.
Sumber foto : http://www.an-najah.net/