Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Riwayat Pabrik Gula Tasikmadu yang Dibangun oleh Kadipaten Mangkunagaran
20 Maret 2021 21:53 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pabrik gula (PG) atau suikerfabriek Tasikmadu adalah satu dari sejumlah pabrik gula yang didirikan pada masa kolonial Hindia Belanda dan masih bertahan hingga sekarang. PG Tasikmadu kini berada dalam pengelolaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX di wilayah desa Ngijo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Pada masa Hindia Belanda, gula merupakan komoditas primadona di Pulau Jawa. Pada tahun 1925, terdapat 202 pabrik gula yang beroperasi di Jawa. Kapasitas ekspor pada zaman itu menempatkan Pulau Jawa sebagai produsen gula nomor dua terbesar di dunia, satu tingkat di bawah Kuba.
PG Tasikmadu adalah bagian dari sisa-Âsisa kejayaan industri gula dari masa tersebut. PG Tasik madu didirikan pada 1871 oleh raja Kadipaten Mangkunegaran saat itu yakni K.G.P.A.A. Mangkunegara IV (1811Â-1881).
Tasikmadu sebenarnya adalah pabrik gula kedua di wilayah kekuasaan Mangkunegaran. Pabrik gula pertama yang didirikan di sana adalah Colomadu pada 1861. Seperti halnya TasikÂmadu, PG Colomadu juga didirikan atas perintah Mangkunegara IV.
Pada masa itu, di Jawa tengah berlangsung cultuurstelsel (1830-1870) yang dipaksakan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda atau yang lebih dikenal sebagai era tanam paksa. Perkebunan-perkebunan besar dikelola oleh penguasa kolonial.
ADVERTISEMENT
Tidak sembarang pengusaha apalagi petani pribumi boleh mendirikan perkebunan dan pabrik. Namun, mengingat statusnya sebagai raja lokal, Mangkunegara IV diperbolehkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk membangun pabrik gula. Hal itu menjadikan Mangkunegara IV menjadi satu-satunya orang Jawa yang memiliki pabrik gula di zaman itu.
Keberadaan Pabrik Gula Colomadu dan Pabrik Gula Tasikmadu menjadi salah satu faktor yang merangsang tumbuhnya wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Pada awalnya, bahan baku berupa hasil panen tebu dan produk gula dibawa oleh pedati yang ditarik sapi, kerbau atau kuda. Namun, dengan dibangunnya jalur kereta api distribusi dan pengangkutan dapat lebih cepat dan efisien.
Kini, suikerfabriek alias PG Colomadu di sebelah barat Kota Surakarta sudah tidak lagi beroperasi. Warisan budaya Mangkunegara IV dalam industri gula yang aktif hanya PG Tasikmadu saja.
ADVERTISEMENT
Sumber: kemdikbud.go.id