Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Riwayat Permainan Dodgeball di Inggris yang Asalnya dari Afrika
19 Maret 2021 20:08 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dodgeball sepintas mirip dengan permainan bola voli, namun dodgball memiliki sejarah dan aturan mainnya yang berbeda. Dodgeball lebih terkenal di Inggris dan menjadi pelajaran olahraga di sekolah-sekolah.
ADVERTISEMENT
Kabarnya di Inggris, permainan olahraga ini sudah dilarang dimainkan di sekolah umum dikarenakan cara main olahraga ini cenderung ke arah kekerasan dan menindas. Anak-anak yang kuat fisik memilih anak-anak yang lemah untuk menjadi lawan mainnya. Tentu saja, anak-anak lemah yang tak sepadan akan mengalami "kekerasan" selama permainan dodgeball.
Lebih dari dua abad yang lalu, permainan seperti dodgeball dimainkan di Afrika, akan tetapi lebih brutal daripada dodgeball yang dimainkan di sekolah menengah Inggris. Dodgeball asli Afrika tidak memakai bola karet melainkan batu besar. Para pemain saling lempar batu yang tujuannya adalah untuk melukai lawan dengan lemparan batu dan kemudian menghabisinya dengan lebih banyak batu.
Rekan setim pemain yang jatuh harus melindunginya sambil menangkis serangan dan melancarkan serangan balik. Kemungkinan terburuk adalah pemain akan meninggal dunia pada dodgeball Afrika tapi itulah inti dari keseruan permainan. Oleh karena itu, permainan ini digunakan sebagai bentuk pelatihan atau persiapan untuk pertempuran.
ADVERTISEMENT
Melempar batu besar adalah latihan yang bagus bagi orang Afrika dan membantu mengidentifikasi anggota suku yang lebih lemah. Dodgeball akan memperkuat ikatan yang baik yang mendorong kerja tim.
Dr. James Carlisle, seorang misionaris yang bekerja di Afrika pada tahun 1800-an, belajar tentang permainan dodgeball dan berkesempatan untuk menonton pertandingan dodgeball secara rutin. Pada awalnya, dia terkejut dengan olahraga tersebut. Setelah mengamati dengan cermat, dia kagum pada cara permainan tersebut yang mengajari para pemain untuk menjadi cepat, kuat, dan gesit.
Ketika Dr. Carlisle kembali ke Inggris untuk mengajar di St. Mary’s College di Norfolk, dia mengajari siswanya cara bermain dodgeball dalam versi yang lebih aman tanpa kebrutalan dan kematian. Bola karet digunakan sebagai pengganti batu. Pada awalnya, para siswanya masih lamban tetapi mereka dengan cepat belajar menjadi gesit dan fleksibel.
ADVERTISEMENT
Permainan dodgeball yang diperkenalkan Dr. Carlisle kepada siswanya sangat berbeda dengan dodgeball saat ini. Permainan Dr. Carlisle dimainkan di lapangan luar bukan di dalam gimnasium sehingga para pemainnya tidak bisa terjebak dan terpojok oleh dinding gimnasium. Hal ini memaksa pihak lawan untuk lebih taktis dalam menjebak dan menyerang seorang pemain.
Sumber: historydaily.org