Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Riwayat Terusan Suez pada Masa Mesir Kuno
31 Maret 2021 18:39 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam catatan sejarah, Mesir adalah negara pertama yang menggali kanal di seluruh daratannya dengan tujuan untuk jalur perdagangan dunia. Terusan Suez dianggap sebagai penghubung terpendek antara dunia Timur (Asia Barat) dan Barat (Eropa) karena lokasi geografisnya yang unik. Suez juga menjadi jalur kanal internasional penting yang menghubungkan antara laut Mediterania dan laut Merah.
ADVERTISEMENT
Gagasan untuk menghubungkan laut Mediterania dengan laut Merah melalui sebuah kanal sudah ada sejak 40 abad yang lalu. Pembangunan dimulai dari zaman firaun (Mesir kuno), zaman Islam hingga diperdalam hingga mencapai kondisi saat ini. Terusan Suez dianggap sebagai kanal buatan pertama yang digunakan dalam perjalanan kapal laut dan perdagangannya.
Rakyat Mesir telah mengeruk kanal buatan pertama di dunia. Mereka membuat kanal yang berfungsi sebagai penghubung antara sungai Nil dan laut Merah.
Pada prasasti di makam Mesir kuno dari Dinasti ke-6 Kerajaan Lama (2407-2260 SM) menceritakan banyak hal tentang pembangunan kanal Mesir dan alasan untuk membangunnya yaitu sebagai jalur kapal perang dan transportasi. Namun, para sejarawan masih memperdebatkan apakah kanal air itu membentang dari Mediterania ke Laut Merah ataukah bukan.
ADVERTISEMENT
Kanal Suez pertama kali digali di bawah pemerintahan Senausret III, Firaun Mesir pada tahun 1887-1849 SM yang menghubungkan Laut Mediterania di utara dengan Laut Merah di selatan melalui sungai Nil dan cabang-cabangnya. Terusan sering mengalami pendangkalan dan berhasil dibuka kembali untuk jalur perdagangan oleh Sity I (1310 SM), Necho II (610 SM), Raja Persia Darius (522 SM), Polemy II (285 SM), Kaisar Trajan (117 M) dan Amro Ibn Elass (640 M) hingga memasuki zaman Islam.
Di bawah Necho II, ada sebuah kanal lagi yang dibangun antara cabang Pelusian dari Sungai Nil dan ujung utara Danau Bitter yang terletak di antara dua laut. Konon pembangunan kanal menelan biaya sangat besar dan merenggut 100.000 nyawa. Namun, seiring berjalannya waktu, kanal itu rusak parah sehingga sempat ditinggalkan dan pada akhirnya dibangun kembali.
ADVERTISEMENT
Necho adalah orang pertama yang mencoba saluran kanal yang menuju ke Laut Erythraian (Laut Merah dan Teluk Suez) yang diperluas ke dekat kota Ismailia. Setelah terbengkalai, kemudian kanal dibangun kembali oleh penguasa Persia, Darius I (522-486 SM) yang mana kanal masih dapat dilihat di sepanjang Wadi Tumilat.
Menurut Herodotus, kanal itu cukup lebar sehingga dua kapal besar bisa saling berpapasan dengan dayung masing-masing dan butuh empat hari untuk melintasinya. Kanal ini telah diperpanjang ke Laut Merah oleh Ptolemeus II Philadelphus (285-246 SM) dan diteruskan kembali oleh Trajan (98-117 M).
Sumber: suezcanal.gov.eg