Sejarah Asal Usul Sabun

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
17 November 2020 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak sumber mengatakan jika seni pembuatan sudah ada sejak zaman Babilonia sabun sekitar 2.800 SM. Mereka membuat sabun dari lemak yang direbus dengan abu. Sabun digunakan untuk membersihkan wol dan kapas yang digunakan dalam pembuatan tekstil dan digunakan sebagai pengobatan setidaknya selama 5000 tahun.
Dok: Wikimedia Commons
Berdasarkan ukiran yang terdapat di bejana gerabah peninggalan zaman Babilonia, bahan-bahan yang terkandung dalam sabun diduga telah dimanfaatkan sejak 2.800 SM. Dalam Papirus Eber, dokumen kesehatan Mesir Kuno pada tahun 1.500 SM, menyabutkan jika orang-orang pada zaman Mesir Kuno menggunakan kombinasi atara minyak hewani atau nabati dengan garam alkali( yang disebut dengan istilah saponifikasi) untuk menyembuhkan penyakit kulit dan membersihkan badan yang kotor.
Dok: Wikimedia Commons
Istilah saponifikasi sendiri diambil dari bahasa latin “sapo” yang berarti soap atau sabun. Sapo yang juga merupakan nama sebuah gunung yang ada dalam legenda Romawi Kuno, yang biasa menjadi tempat pemotongan hewan kurban pada masanya. Ketika turun hujan, sisa-sisa dari lemak hewan itu tercampur dengan abu kayu hasil pembakaran yang mengalir ke Sungai Tiber. Saat masyarakat sekitar sungai mencuci, mereka menemukan air yang mengeluarkan busa dan membuat pakaian mereka menjadi lebih bersih.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-1, bangsa Romawi Kuno melakukan proses saponifikasi dengan cara mereaksikan ammonium karbonat yang terdapat dalam urine dengan minyak tumbuhan dan lemak hewan untuk nantinya dijadikan sabun. Tapi baru pada abad ke-2 dokter Galen (130-200 SM) menyebutkan penggunaan sabun untuk membersihkan tubuh yang kotor.
Ahamad Y. al-Hassan dan Donald Hill dalam bukunya Islamic Technology: An Illustrated History, menyebut jika Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, kimiawan asal Persia, sebagai orang pertama yang meracik ramuan sabun modern. Orang Arab membuat sabun dari minyak nabati atau minyak atsiri. Sentra industri sabun pertama diketahui berada di Kufah, Basrah, dan Nablus di Palestina. Saat itu sabun sudah berbentuk padat dan cair.
Foto: Pabrik pembuatan sabun di Mesir. Dok: Wikimedia Commons
Pada abad pertengahan, orang-orang di Eropa Utara baru mengenal sabun cair namun dengan aroma bau yang kurang sedap. Ketika abad ke-13 jenis sabun keras mulai diekspor ke Eropa. Teknologi pembuatan sabun juga disebar ke Italia dan Prancis selatan selama Renaissance.
Foto: Sabun yang diproduksi di Alepo, Mesir. Dok: Wikimedia Commons
Di Inggris, seperti yang ditulis oleh John A. Hunt dalam “A Short History Soap”, dimuat di Pharmaceutical Journal 1999, menunjukkan lebih dari 180 orang terlibat dalam industri pembuatan sabun. Bisnis sabun mendapat apresiasi yang baik di Inggris. Pada tahun 1622, Raja James memberikan hak monopoli kepada seorang pembuat sabun dengan membayar imbalan sebesar $100.000 pertahun.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Inggris, Raja Perancis Louis XIV justru bersikap keras terhadap industri pembuatan sabun. Louise XIV bahkan diketahui pernah menghukum mati tiga orang pembuat sabun karena membuat kulitnya menjadi iritasi. Takut ditimpa hukuman yang sama, beberapa pembuat sabun berusaha lebih serius untuk menciptakan sabun berkualitas baik.
Foto: Marseille Soap, Dok: Wikimedia Commons
Untuk di Indonesia sendiri, sebelum mengenal sabun masyarakat di Nusantara biasanya mandi dengan menggosokan lempeng-lempeng batu yang halus untuk membersihkan kotoran yang ada di tubuh. Agar kulit harum dan halus, mereka nenambahkan mawar, melati, kenanga, sirih, dan minyak zaitun dalam wadah penampungan air. Kebiasaan ini masih berlangsung hingga 1980-an, terutama di desa-desa. Bahkan sampai saat ini, sekalipun menggunakan sabun, ada yang merasa belum bersih tanpa menggosokkan batu ketika mandi.
ADVERTISEMENT
Referensi: