Konten dari Pengguna

Sejarah Asal-usul Sinterklas, Ternyata Bukan dari Kutub Utara

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
25 Desember 2020 9:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang pria di Belanda berdandan Sinteklas. Dok: Getty Images/Rommy Aroyo Fernandez.
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria di Belanda berdandan Sinteklas. Dok: Getty Images/Rommy Aroyo Fernandez.
ADVERTISEMENT
Setiap tanggal 25 Desember setiap tahunnya, umat Nasrani di seluruh dunia merayakan hari Natal. Perayaan hari Natal identik dengan Santa Claus atau Sinterklas, sosok pria tua berpakaian serba merah yang murah yang senyum ditambah rambut serta jenggot lebatnya khasnya yang berwarna putih.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimanakah sejarah dari sosok Sinterklas yang sampai saat ini identik dengan perayaan Natal?
Santa Claus sejatinya mempunyai banyak sebutan yang berbeda-beda, ada Sinterklas, Saint Nicholas, Kris Kringle, Father Christmas, dan Santa. Kebanyakan orang mengira Sinterklas berasal dari Kutub Utara. Namun, sosok ramah dan pemberi hadiah kepada anak-anak ini sebenarnya adalah sebuah legenda dalam cerita rakyat bagi sebagian besar masyarakat Eropa.
Sculpture Saint Nicholas pada abad ke-16. Dok: Wikimedia Commons.
Sinterklas diketahui merupakan representasi dari tokoh Saint (Santo) Nicholas yang hidup circa abad ke-4 Masehi. Dikutip dari Ensiklopedi Gereja (2005) yang disusun Adolf Heuken, Sinterklas adalah seorang uskup dari Kota Myra, wilayah kecil yang pernah menjadi bagian kekuasaan bangsa Romawi, tepatnya di wilayah Turki.
Setiap tanggal 6 Desember, Saint Nicholas atau Santa mengadakan pesta serta menyediakan banyak hadiah untuk diberikan kepada anak-anak. Tidak hanya sebatas itu, orang yang dinilai sedang mengalami kesusahan dan membutuhkan pertolongan akan ia bantu sepenuh hati. Saking baik hatinya, Meg Cabot dalam Holiday Princess (2005) mengatakan juga Saint Nicholas dianggap sebagai orang suci.
Sosok Saint Nicholas dalam lukisan pada abad ke-14. Dok: CORBIS/Elio Ciol.
Tokoh Saint Nicholas digambarkan bermacam-macam, namun saat itu belum seperti yang dicitrakan seperti saat ini. Untuk memastikan bagaimana wujud sebenarnya dari Saint Nicholas, dilakukan rekonstruksi wajah dari sisa-sisa tulangnya. Semua data dan temuan lainnya digabungkan, hingga mendapatkan penggambaran yang 'ideal' seorang pria tua berusia 60-an tahun dengan mata cokelat dan rambut berwarna abu-abu.
ADVERTISEMENT
Sampai pada akhirnya, penggambaran Saint Nicholas dicitrakan sebagai sosok Sinterklas yang datang di setiap malam Natal dengan mendatangi rumah-rumah untuk mengantarkan hadiah kepada anak-anak. Menurut Heuken (2005), figur Sinterklas yang membawa hadiah pada malam Natal merupakan sekularisasi tokoh Saint Nicholas yang sebenarnya.
Dok: forbes
**
Referensi: