Sejarah, Cinta, dan Pembantaian dalam Perang Troya

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
3 April 2021 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lukisan The Burning of Troy (1759), oleh Johann Georg Trautmann. | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan The Burning of Troy (1759), oleh Johann Georg Trautmann. | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Kisah Perang Troya dipicu oleh sebuah permasalahan rumit yang selalu dialami oleh setiap manusia, yaitu cinta. Perang ini dilatarbelakangi oleh perselisihan antara seorang pangeran bernama Paris dengan Raja Menelaus untuk memperebutkan seorang perempuan bernama Helen.
ADVERTISEMENT
Paris oleh ayahnya, Raja Priam, dikirim ke Yunani untuk menjalankan sebuah misi kerajaan. Di sana ia bertemu dengan Helen, seorang perempuan cantik yang langsung memikat hatinya. Paris pun lantas menetapkan diri untuk menjadikan Helen sebagai istrinya.
Namun, Paris mendapatkan fakta bahwa ternyata Helen adalah istri dari raja tempatnya berkunjung. Paris yang sudah terlanjur cinta, meyakinkan Helen untuk ikut bersamanya meninggalkan Yunani. Ia tidak memikirkan dampak yang akan terjadi dari keputusannya tersebut. Paris benar-benar akan menerima segala resiko yang kelak akan menimpanya, dan juga negaranya.
Kesempatan Paris dan Helen untuk meninggalkan Yunani akhirnya terwujud setelah Raja Menelaus pergi melakukan sebuah perjalanan ke Crete. Momen itu langsung dimanfaatkan oleh Paris untuk lari ke Troya bersama dengan pujaan hatinya itu.
Achilles yang penuh kemenangan menyeret tubuh Hector di sekitar Troy, dari lukisan panorama Achilleion. | Wikimedia Commons
Awalnya Helen menolak untuk meninggalkan Yunani karena ia tidak ingin laki-laki yang dicintainya itu mendapatkan masalah dari suaminya, yang terkenal sangat kuat dan kejam. Tetapi Paris terus menerus membujuk Helen, hingga akhirnya ia pun luluh dan percaya kepada takdir yang akan menghampiri mereka.
ADVERTISEMENT
Sekembalinya Raja Menelaus dari perjalanannya, ia mendapati kabar bahwa Helen kabur bersama Paris menuju Troya. Ia pun langsung menggerakan pasukannya untuk menyerbu kota Troya. Dengan kekuasaannya, Raja Menelaus berhasil menggabungkan beberapa kekuatan pasukan dari sekutu-sekutunya di wilayah Yunani.
Troya pun digempur habis-habisan oleh kekuatan yang sangat besar. Kekuatan Yunani terdiri dari pahlawan-pahlawan besar negeri itu, seperti Raja Nestor dari Pylos, Achilles, dan Odysseus. Troya benar-benar tidak dapat berkutik akibat dari gempuran pasukan Yunani tersebut. Banyak korban berasal dari warga sipil yang tidak tahu apapun. Troya menjadi lautan darah akibat dari keegoisan cinta Paris terhadap Helen.
Perang Troya diperkirakan terjadi sekitar abad ke-13 SM sampai 12 SM. Namun banyak orang yang tidak percaya dengan kebenaran dari Perang Troya tersebut, dan hanya menganggapnya sebagai legenda Yunani. Sebagian orang berpendapat bahwa Perang Troya hanyalah karangan fiksi dari seorang sastrawan Yunani, Homer. Perang Troya dianggap sebagai buah pemikiran Homer dalam karyanya Iliad dan Odyssey. Homer hidup 3 abad setelah Perang Troya terjadi, hal itulah yang mungkin membuat sebagian orang tidak memercayai kebenarannya.
Perang Troya | Wikimedia Commons
Namun kini kisah Perang Troya mulai dianggap sebagai kejadian sejarah yang benar-benar terjadi, bukan hanya sebuah mitos belaka. Berawal dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Heinrich Schleimann, masyarakat mulai benar-benar meyakini kebenaran Perang Troya.
ADVERTISEMENT
Schleimann mulai melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan Kota Troya dan perang yang terjadi di sana setelah ia membaca karya-karya Homer, terutama Iliad dan Odyssey. Ia melakukan risetnya yang pertama sekitar tahun 1870. Schleimann menggali sebuah reruntuhan kuno di wilayah Bali Dagh, Hisarlik, dekat Dardanella, Turki.
Dari reruntuhan itu, Schleimann menemukan sembilan kota yang terkubur saling bertumpukan. Schleimann memperoleh banyak bukti-bukti penyerbuan dan pembakaran oleh bangsa Yunani di lapisan kota kedua.
Kota Troya | WIkimedia Commons
Kisah cinta Paris dan Helen yang berakhir dengan pembantaian berdarah itu menjadi sebuah kisah sejarah yang sangat penting dalam melakukan penelitian mengenai hubungan cinta dengan perang. Sejarah Troya telah menjadi sejarah cinta dan peperangan. Hal itulah yang selalu jadi perdebatan bahwa kekuasaan para penguasa selalu didasari oleh perasaan, baik itu perasaan ingin menguasai, perasaan ingin saling menghancurkan, ataupun perasaan cinta seperti yang dilakukan oleh Paris terhadap Helen.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: