Konten dari Pengguna

Sejarah Lahirnya Hari Dharma Samudera

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
15 Januari 2021 18:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Maritim News
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Maritim News
ADVERTISEMENT
Pada Januari 1962, ketegangan karena perebutan Irian Barat antara Indonesia dan Belanda semakin terasa sebab Belanda diyakini telah melanggar kesepakatan Konferensi Meja Bundar dan tidak mau menyerahkan Irian Barat pada Indonesia sebagaimana kesepakatan dari KMB. Hal tersebut membuat pihak Indonesia mulai merancang sebuah operasi militer terbatas. Di mana saat itu TNI melancarkan sebuah operasi klandestin atau operasi rahasia. Mereka bermaksud menyusupkan pasukan ke Irian.
ADVERTISEMENT
Saat itu, satu-satunya akses mengirim para infiltran hanya melalui lautan. Misi tersebut diberi nama "STC-9" yang merupakan kepanjangan dari Satuan Tugas Khusus 9 Januari. Sudomo kala itu memimpin tiga motor torpedo boat (MTB), KRI Macan Tutul, KRI Macam Kumbang, dan KRI Harimau.
KRI Macan Tutul. Dok: Wikimedia Commons.
Dalam misi STC-9 turut serta Yos Sudarso yang merupakan orang kedua di Angkatan Laut dengan jabatan Deputi I Angkatan Laut. Pada awalnya, misi berjalan mulus, pada tanggal 13 Januari, seluruh infiltran telah dimasukkan ke dalam 3 MTB guna melakukan infiltrasi.
Pada tanggal 15 Januari 1962, 3 kapal yang melaju semakin dekat ke Irian. Namun, tanpa disadari kehadiran mereka telah terdeteksi oleh pesawat pengintai milik Belanda.
Pertempuran yang tak seimbang terjadi antara Angkatan Laut Indonesia dengan Tentara Belanda di Laut Aru. Tembakan peringatan pertama dilepaskan oleh pihak Belanda dan jatuh di dekat KRI Harimau, di mana Kolonel Sudomo dan sejumlah petinggi ALRI berada di atas kapal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pertempuran di Laut Aru. Dok: Wikimedia Commons.
Sadar perlengkapan perang yang dimiliki tidak mumpuni untuk melawan Belanda, Komodor Yos Sudarso segera memerintahkan ketiga kapal TNI AL untuk putar balik dan mundur. Tetapi Belanda mengartikan hal tersebut sebagai gerakan menyerang sehingga pihaknya melepaskan tembakan terlebih dahulu.
KRI Macan Tutul yang dipimpin oleh Yos Sudarso hancur karena ditembaki oleh pihak Belanda. Sebelum karam, Yos Sudarso berteriak lantang "Koarkan terus semangat pertempuran!" KRI Macan Tutul karam di tengah perairan Aru.
Yos Sudarso gugur dalam pertempuran tersebut, sementara Soedomo selamat. Kelak Soedomo lah yang diberi tugas mengendalikan seluruh kapal republik Indonesia dalam operasi Mandala dalam misi balas dendam.
Dok: Wikimedia Commons.
Namun, pertempuran laut antara Belanda dan Indonesia tidak pernah lagi terjadi setelah penentuan pendapat rakyat, masyarakat Irian memilih bergabung dengan Indonesia. Peristiwa heroik di Laut Aru tersebut menjadi peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati sebagai Hari Dharma Samudra setiap tanggal 15 Januari.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: