Konten dari Pengguna

Sejarah Panjang Penemuan Korek Api

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
15 Desember 2020 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: History of Science Museum.
zoom-in-whitePerbesar
Dok: History of Science Museum.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 500 ribu tahun yang lalu, manusia diyakini telah mengenal cara pembuatan api secara alami. Manusia pada zaman itu berhasil memanfaatkan benda-benda di sekitar mereka untuk menciptakan sebuah api dengan cara menggesekkan atau memutar dua benda sehingga menghasilkan percikan api.
ADVERTISEMENT
Manusia yang hidup terpencar di seluruh belahan dunia mempelajari satu metode yang sama untuk membuat api. Tidak dapat dipastikan dengan jelas bagaimana metode tersebut dapat tersebar di antara manusia yang terpisah dan belum dapat melakukan komunikasi tersebut.
Tetapi para ahli percaya bahwa setiap kelompok manusia saat itu menemukan metode pembuatan api dengan caranya masing-masing.
Untuk waktu yang sangat lama, pembuatan api dilakukan dengan cara menggesekkan dua buah batang kayu secara terus-menerus hingga menghasilkan bara api. Kemudian metodenya berkembang dengan memakai cara yang sama, tetapi benda yang digunakannya berbeda, yaitu menggunakan batu api dan baja.
Metode dengan benda-benda alam seperti itu berlangsung ribuan tahun, hingga akhirnya pada 1680 seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, Robert Boyle (1627-1691), melakukan percobaan dan menemukan fakta bahwa fosfor dan belerang akan segera menyala bila keduanya saling bergesekan.
Foto: Robert Boyle. Dok: Wikimedia Commons.
Robert Boyle meyakini bahwa nyala api diakibatkan bukan karena gesekan, melainkan oleh sifat alami dari fosfor dan belerang itu sendiri. Kesimpulan Boyle itu dipercaya kebenarannya oleh para ilmuwan, sehingga ia disebut sebagai orang pertama yang menemukan prinsip untuk menciptakan api secara kimiawi, yang akhirnya membawa pada penciptaan korek api modern.
ADVERTISEMENT
Pada awal abad ke-19, alat pemantik api yang dikembangkan di Eropa menggunakan banyak senyawa kimia berbeda. Beberapa menggunakan kombinasi senyawa yang ditemukan Boyle, sementara yang lainnya menggunakan gas hidrogen. Tetapi baik temuan Boyle atau gas hidrogen memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi, sehingga pemanfaatannya belum dapat dikatakan berhasil.
Tahun 1827, seorang ahli farmasi berkebangsaaan Inggris, John Walker, memproduksi sebuah tongkat sepanjang 0,9 meter yang mengandung belerang peroksida dan dapat digesekkan. Penemuannya itu dianggap sebagai temuan pertama sesunggguhnya dari korek api yang kita kenal sekarang ini.
Foto: John Walker. Dok: Wikimedia Commons.
Pengembangan korek api terus dilakukan oleh para ilmuwan dari berbagai negara. Korek api yang menggunakan fosfor berukuran kecil pertama kali dipasarkan di Jerman pada 1832. Tetapi korek api kecil itu ternyata masih belum dapat dikatakan aman untuk digunakan.
ADVERTISEMENT
Permasalahan tingkat keamanan terus diperbaiki, hingga akhirnya tahun 1845 ditemukan 'fosfor amorfus'. Carl Lundstrom dari Swedia kemudian memperkenalkan korek api fosfor merah pertama yang aman untuk digunakan pada 1855. Korek api terus dikembangkan hingga akhirnya kita dapat melihat bentuknya seperti yang ada sekarang ini.
Foto: Korek api Carl Lundstrom. Dok: Wikimedia Commons.
**
Referensi: