Konten dari Pengguna

Sejarah Patani, Wilayah Thailand yang Banyak Dihuni Umat Muslim

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
24 November 2020 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemandangan di Patani. Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan di Patani. Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Patani adalah suatu kawasan di bagian selatan Siam (sekarang Thailand) dan bersempadan dengan wilayah Kelantan, Malaysia. Pada suatu masa dahulu ada sebuah kerajaan Melayu yang memiliki pelabuhan serta ramai perdagangannya. Sebagai sebuah kerajaan, wilayah Patani mempunyai suatu sumber sejarah yang dinamakan Hikayat Patani.
ADVERTISEMENT
A. Teeuw seorang ahli sastra Melayu banyak mengkaji hikayat ini. Menurutnya, paling sedikit ada tiga naskah Hikayat Patani. Naskah pertama, sebut saja naskah versi A disalin oleh seorang Munsyi Abdullah di Singapura pada tahun 1839 Masehi untuk tuan North dan sekarang tersimpan di sebuah perpustakaan di kota Washington D.C.
Kemudian naskah kedua yaitu naskah versi B didapat oleh W.W. Skeat pada tahun 1899 saat dirinya tinggal di Patani. Kini, naskah tersebut tersimpan di Universitas Oxford.
Sumber: Wikimedia Commons
Sementara itu naskah yang ketiga berasal dari seorang pegawai Thai yang tinggal di Songkhla. Naskah ini dipercaya dari istana Islam yang telah disalin ke dalam bahasa Thai untuk Raja Rama yang mengunjungi Patani pada tahun 1928.
ADVERTISEMENT
Hikayat Patani sebetulnya telah dikenal dan menjadi perhatian para ahli dari Eropa sejak tahun 1838 M. Newbold pada tahun 1839 M menggunakan sebuah hikayat Patani untuk menulis buku tentang negeri-negeri Melayu yang berjudul Political and Statistical Account of British Settlements in the Straits of Malacca.
Meski demikian, belum diketahui naskah versi mana yang ia pakai. Bisa jadi ia menggunakan naskah yang disalin oleh Munsyi Abdullah.
Ibrahim Syukri dalam bukunya yang berjudul Sejarah Kerajaan Melayu Patani yang diterbitkan tahun 1962 malah menggunakan beberapa naskah Melayu yang menceritakan sejarah Patani.
Sumber: Wikimedia Commons
Menurut A. Teeuw, Hikayat patani memiliki panjang 94 halaman dan dibagi menjadi enam bagian. Isinya yang bagian pertama dari halaman 1 sampai 74 dapat dianggap sebagai bagian asli dari Hikayat Patani. Hal ini dikarenakan pertama, hubungan antara bagian I dan bagian II tidak jelas. Kedua, bagian I memiliki gaya bahasa yang berlainan sekali dengan bagian II. Bagian I ditulis dalam tradisi penulisan historiografi Melayu yang mengagung-agungkan kebesaran kerajaan serta kelebihan raja-raja Patani. Bagian II banyak mengandungi fakta dan nama yang kadangkala membingungkan.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kandungan isinya, hikayat ini telah berhasil mendukung eksistensi sejarah dan kebudayaan masyarakat Melayu yang tumbuh berkembang di selatan Thailand melalui sastra sejarahnya.
Sumber: Liaw Yock Fang (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). 2016. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.