Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Penemuan Dasi yang Memengaruhi Dunia
1 Februari 2018 8:05 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awal penggunaan dasi diketahui terjadi pada masa kekaisaran Romawi. Ketika itu dasi digunakan oleh para juru bicara kekaisaran, bentuknya sangat sederhana, hanya berupa kain yang dililitkan ke leher. Para prajurit Romawi pun menggunakan penutup leher tersebut untuk melindungi diri ketika berperang. Bentuknya berbeda dengan yang digunakai oleh juru bicara kekaisaran, dan bahannya pun terbuat dari serat yang lebih tebal. Bukti lain keberadaan dasi juga ditemukan pada patung batu di Xian, Tiongkok, berupa aksesoris kain yang digantungkan di leher.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-16 di Inggris, aksesoris leher sudah populer dengan sebutan ruff. Bentuknya berupa kerah kaku yang terbuat dari kain putih dengan bentuk menyerupai piringan besar yang melingkari leher. Perlahan ruff mulai ditinggalkan oleh masyarakat karena dirasa kurang nyaman ketika digunakan. Ruff biasanya digunakan oleh masyarakat dari kelas bangsawan dan digunakan untuk acara-acara tertentu.
Tahun 1635, sekitar 6000 prajurit dari Kroasia yang disewa oleh Louis XIII dan Richelieu datang ke Paris. Pakaian yang digunakan oleh para prajurit tersebut ketika datang adalah pakaian tradisional mereka, yakni sebuah pakaian yang memakai sehelai sapu tangan yang diikatkan ke leher dengan cara khsus. Cara berpakaian para prajurit Kroasia tersebut menarik perhatian masyarakat Paris. Tidak lama dari kedatangan prajurit Korasia, para desainer Perancis kemudian mulai mengadopsi hiasan leher tersebut menjadi sebuah tren di Perancis. Sapu tangan yang digunakan di leher itu kemudian disebut “caravat”, yang berarti penduduk dari Kroasia.
ADVERTISEMENT
Caravat kemudian menjadi bagian dari pakaian masyarakat yang dapat mendeskripsikan kepribadian mereka dengan melakukan kreasi pada bentuknya. Caravat memiliki nilai-nilai tersendiri yang boleh dan tidak boleh dilakukan, seperti seseorang pantang menyentuh caravat orang lain, karena itu menunjukkan kehormatan penggunanya. Bahkan dongeng mengenai caravat pun bermunculan, seperti ketika Napoleon menggunakan caravat berwarna hitam maka ia akan memenangkan perang, dan jika menggunakan caravat selain itu ia akan menerima kekalahan.
Pada 1860 barulah muncul bentuk dasi seperti yang ada seperti sekarang ini. Bentuk tersebut merupakan inovasi dari bentuk caravat sebelumnya. Kemudian pada 1890 muncul dasi berbentuk kupu-kupu untuk pertama kali. Seiring berjalannya waktu, bentuk dan motif dasi semakin berkembang, dan penggunaannya pun dapat disesuaikan dengan berbagai jenis pakaian.
ADVERTISEMENT
Sumber : Zaenddin. 2015. Asal-Usul Benda-Benda di Sekitar Kita Tempo Doeloe. Jakarta : Change.