Konten dari Pengguna

Sejarah Penemuan Sabun Detergen, Awalnya Ada di Babilonia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
4 Februari 2021 22:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Penemuan Sabun Detergen, Awalnya Ada di Babilonia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sabun dan detergen sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat modern di kota-kota besar. Sabun dibutuhkan manusia untuk merawat kebersihan badan dan lingkungan rumah. Sabun yang pada masa kini merupakan paduan bahan-bahan kimia kompleks ternyata sudah mengalami perkembangan sejak zaman peradaban kuno manusia.
ADVERTISEMENT
Sejarah sabun sangat panjang yaitu sejak zaman Babilonia Kuno ribuan tahun lalu. Manusia telah membangun ilmu pengetahuan untuk menciptakan sabun dan deterjen yang kita gunakan untuk membersihkan piring, binatu, rumah kita, dan bada kita sendiri saat ini.
Bukti bahwa sabun telah ditemukan oleh orang Babilonia sejak 2800 SM adalah ketika para arkeolog telah menemukan bahan seperti sabun di silinder tanah liat bersejarah. Orang Babilonia menuliskan pengetahuan pembuatan sabun pada pelbagai prasasti silinder. Mereka menuliskan perkataan yang kurang lebih bermakna "lemak direbus dengan abu" sebagai metode pembuatan sabun.
Pada sejarah peradaban Mesir kuno menunjukkan orang-orang sudah mandi secara teratur. Dalam Papirus Ebers, dokumen medis dari sekitar 1500 SM menjelaskan penggabungan minyak hewani dan nabati dengan garam alkali untuk membentuk bahan seperti sabun yang digunakan untuk mengobati penyakit kulit, serta untuk mencuci.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-7, pembuatan sabun sudah ada di Italia, Spanyol, dan Prancis. Negara-negara tersebut merupakan pusat awal pembuatan sabun karena ketersediaan bahan-bahan sumber mereka, seperti minyak dari pohon zaitun.
Pembuatan sabun dalam skala besar terjadi pada tahun 1791 ketika seorang ahli kimia Perancis, Nicholas Leblanc, mematenkan proses pembuatan abu soda dari garam biasa. Abu soda diperoleh dari abu yang dicampur dengan lemak untuk membentuk sabun. Penemuan ini menjadikan pembuatan sabun sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat di Amerika pada tahun 1850, bersama dengan kemajuan dan pengembangan teknologi pabrik.
Peralatan laboratorium kimia untuk pembuatan sabun pada dasarnya tetap sama sampai tahun 1916. Selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, terjadi kekurangan lemak minyak hewani dan nabati yang digunakan dalam pembuatan sabun. Ahli kimia harus menggunakan bahan mentah lain yang disintesis menjadi bahan kimia dengan sifat serupa seperti sabun hewani dan nabati hingga menjadi sabun dan detergen yang kita kenal sekarang
ADVERTISEMENT
Sumber:cleaninginstitute.org