Sejarah Perkembangan Teater Dunia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
19 Januari 2018 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Teater (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teater (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Asal mula teater atau drama yang kita kenal sekarang tidak diketahui dengan pasti, baik tempat ataupun waktu pertama kali teater tersebut diperkenalkan. Teater diyakini berasal dari upacara agama dari sebuah kebudayaan yang sangat primitif. Unsur cerita yang sebelumnya hanya disebutkan secara lisan mulai dimasukan ke dalam upacara keagamaan, sehingga dapat menampilkan semacam pertunjukan drama. Buktinya dapat dilihat pada lukisan gua pada zaman batu di Perancis Selatan, gambar tersebut menunjukkan seorang laki-laki yang mengenakan topeng dan pakaian dari kulit rusa dalam sebuah gerakan tarian.
ADVERTISEMENT
Awalnya pertunjukan berasal dari sebuah nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya. Dalam acara tersebut seseorang mengisahkan riwayat hidup seoarang pahlawan yang sudah tiada, yang perkembangannya berlanjut pada peragaan dalam bentuk drama. Dalam hakikatnya drama berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita yang sering diceritakan, seperti kisah kepahlawanan, perburuan, perang, dan sebagainya, kemudian diperagakan dalam bentuk drama atau tarian. Seperti contohnya Tarian Bison Indian yang dilakukan oleh suku Okippe yang menirukan peristiwa perburuan bison dalam suatu tarian upacara. Kepentingan agama atau kepercayaan dan peniruan alam menjadi awal mula drama dimainkan untuk sebuah kepentingan.
Drama seperti yang berkembang sekarang ini berasal dari zaman Yunani Kuno yang dibuktikan dengan temuan arkeologis dan catatan-catatan sejarah pada zaman tersebut. Sekitar tahun 600 SM, dalam upacara-upacara agama, mereka mengadakan festival tari dan nyanyian untuk menghormati dewa Dionysius, yakni dewa anggur dan kesuburan. Kemudian mereka mengadakan sayembara drama untuk menghormati dewa Dionysius tersebut. Sayembara drama diadakan pada 534 SM di Athena yang dimenangkan oleh Thespis, seorang aktor dan penulis tragedi pertama yang terkenal di dunia. Meskipun Thespis merupakan tokoh historis, tapi oleh bangsa Yunani Kuno dijadikan tokoh legenda.
ADVERTISEMENT
Drama Yunani baru mengalami puncak perkembangannya sekitar tahun 400 SM. Drama masih dipertunjukkan sebagai bagian upacara agama, terutama tragedi. Di Athena tempat pertunjukan drama yang terkenal adalah Teater Dionysius yang terdapat di dekat bukit Acropolis, pusat kuil kota Athena. Jenis drama yang berkembang pada masa Yunani Kuno adalah tragedi, satir, komedi lama, dan komedi baru.
Setelah tahun 200 SM, kegiatan berkesenian beralih dari Yunani ke Romawi, begitu pula drama. Namun, drama-drama Romawi menjadi penting dalam sejarah karena pengaruhnya lebih terasa kelak pada zaman Renaissance. Banyak penulis Renaissance yang mempelajari drama-drama Yunani, lewat saduran-saduran Romawinya, seperti William Shakespeare. Drama-drama serius kurang populer pada masa Romawi, dan yang lebih populer adalah drama komedi, pantomim, dan pertunjukan-pertunjukan sensasional.
ADVERTISEMENT
Drama abad Pertengahan berkembang antara tahun 900 sampai 1500 M. Drama tersebut lenyap dengan munculnya reformasi, sekitar tahun 1600 M, kecuali di Spanyol. Drama-drama yang berkembang pada abad Pertengahan, di antaranya adalah drama Liturgi yang berkembang pada 900 M sebagai bagian dari upacara misa yang dimainkan oleh pastor, drama Cycle yang memainkan drama berdasarkan kisah-kisah Bible, drama Miracle yang menceritakan kisah para orang suci, drama Moral menceritakan tema kebajikan, kekayaan, kemiskinan, pengetahuan, kebodohan, dan sebagainya, drama Farce, dan drama Interlude.
Sumber : Oemarjati, Boen S. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.
Riffandi, Nandi. 2010. Interkulturalisme Teater Modern Indonesia. Bandung: Penerbit Kelir.
Sumardjo, Jakob. 2008. Ikhtisar Sejarah Teater Barat. Bandung : Angkasa
ADVERTISEMENT
Foto : carajuki.com
Sejarah Perkembangan Teater Dunia (1)
zoom-in-whitePerbesar