Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Seni Pertunjukan Masa Kerajaan Mataram di Jawa
20 Februari 2018 19:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Prasasti-prasasti dan relief-relief candi banyak memberikan informasi mengenai berbagai macam seni pertunjukan yang ada di Jawa, terutama relief-relief yang ada pada candi Borobudur dan candi Prambanan. Seperti yang diketahui, prasasti dan relief menjadi media masyarakat masa kerajaan untuk menyebarkan informasi tentang berbagai hal yang sudah mereka lakukan, termasuk bentuk pertunjukan, alat-alat pertunjukan, serta latar belakang dilakukannya pertunjukan.
ADVERTISEMENT
Terdapat informasi mengenai pertunjukan wayang pada prasasti Wukajana dari masa pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung. Dalam prasasti itu dikatakan bahwa telah dilakukan pertunjukan wayang untuk peresmian sebuah desa. Informasi dari prasasti itu diketahui pertunjukan wayang dilakukan dalam dua jenis, yaitu pertunjukan wayang kulit dengan dalang si Galigi dan wayang orang yang membawakan cerita Kicaka jatuh cinta pada Drupadi. Selain itu pertunjukan wayang juga dijelaskan di dalam kitab Arjunawiwaha dari masa pemerintahan Dharmmawangsa Airlangga.
Selain pertunjukan wayang, dikenal juga seni pertunjukan berupa tari-tarian yang sering dilakukan dalam upacara penetapan sebuah wilayah kerajaan baru. Terdapat beragam jenis tarian masa Kerajaan Mataram, seperti tari tuwung, bungkuk, ganding, dan rawanahasta. Setiap pertunjukan tarian biasanya dilakukan oleh berbagai kalangan, baik pemuda maupun orang tua. Setiap pertunjukan tarian selalu diiringi oleh musik gamelan. Di dalam prasasti dan relief candi, alat musik yang digunakan dalam gamelan cukup terbatas. Alat musik yang digunakan di antaranya, regang (simbal), padahi (gendang), gambang, saron, wina (kecapi), seruling, dan gong.
ADVERTISEMENT
Pada relief candi Borobudur dan candi Prambanan akan ditemukan banyak seni pertunjukkan berupa tarian perang, tarian mandiri seorang perempuan, tarian reog, dan lain sebagainya. Tarian seorang perempuan digambarkan sebagai sebuah pertunjukan keliling dari satu desa ke desa lain. Diperkirakan pertunjukan itu dilakukan untuk mencari nafkah. Di dalam beberapa keterangan pun dijlaskan bahwa seni pertunjukan telah berkembang menjadi sebuah pekerjaan yang dapat mengasilkan uang dari setiap pertunjukannya.
Sumber : Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta : Balai Pustaka
Foto : kamerabudaya.com