Simbol Seksualitas di Jawa Kuno

Dalam beberapa perbincangan mengenai budaya Jawa, bukan hanya permasalahan adat dan tata krama leluhur yang selalu digandrungi, tetapi juga permasalahan seks, simbol yang paling rumit dalam khazanah budaya Jawa.

Seksualitas pada kenyataanya menjadi hal paling digemari sekaligus juga paling disamarkan karena dianggap tabu untuk di bicarakan ke ranah publik.

Jika ditelisik kembali simbol seksualitas di tanah Jawa sebenarnya sudah muncul sejak masa prasejarah, ketika agama Hindu dari India masuk dan membawa serta kepercayaan mengenai Lingga dan Yoni. Masyarakat Jawa mulai mengenal istilah patung Lingga dan Yoni. Secara mitologi merupakan perwujudan dari Dewa tertinggi Siwa, dan Istrinya Parwati.

Dalam cerita Dewandaru-Mahatmya, Siwa menampakkan diri sebagai pemuda tampan bertelanjang bulat di depan asrama putri, melihat Siwa yang bertelanjang para penghuni asrama menjadi gempar. Pendeta pimpinan asrama kemudian mengutuk agar kemaluan Siwa jatuh, maka jatuhlah Lingga milik Siwa, seiring terjadinya gempa bumi yang dahsyat akhirnya memaksa para dewa lain memohon agar Siwa memasang kembali Lingganya, Siwa mau memasang kembali lingganya dengan syarat agar manusia menghormati Lingganya, kemudian lingga Siwa yang jatuh ditampung oleh Dewo Parwati, isteri Siwa yang mengubah dirinya menjadi Yoni, jadilah lahir istilah Lingga Yoni sebagai sebuah simbol seks yang sudah ada sejak Jawa Kuno. Permasalahan seksualitas seharusnya bukan lagi menjadi hal yang tabu atau disamarkan sedemikian rupa, kehidupan manusia pada dasarnya tidak pernah terlepas dari ‘definisi seks’ itu sendiri, baik itu masa kuno atau modern sekalipun.

sumber : Kompas, Sabtu 19 Mei 2007. Seksualitas Simbol Paradoksal Budaya Jawa.

foto : sketsalaku.wordpress.com