Konten dari Pengguna

Sang First Lady (Indonesia) dan Madame Ten Percent (Part I)

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
5 Februari 2017 23:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siti Hartinah yang kerap dikenal Bu Tien merupakan perempuan kelahiran bangsawan Mangkunegara, Desa Jaten, Surakarta pada 23 Agustus 1923 sering kali disebut – sebut turut andil dalam sejarah panjang Indonesia kurang lebih 32 tahun lamanya. Perempuan pecinta anggrek ini ialah anak kedua dari sepuluh bersaudara pasangan RM Soemoharjono dan R.Ai. Hatmanti.
ADVERTISEMENT
Pada 27 Desember 1947, kehidupan baru pasangan suami-istri, Soeharto dan Bu Tien pun dimulai. Pernikahan yang tidak diduga dengan proses yang sangat singkat sekaligus mengesankan antara anak petani (ulu-ulu) Desa Kemusuk dengan gadis Nigrat Wedana Wonogiri, Solo. Romantisasi pernikahan Soeharto–Bu Tien tidak berlangsung lama. Tugas berat Soeharto sebagai perwira memaksanya untuk pergi meninggalkan Bu Tien. Kepergian Pak Harto pun memunculkan sosok baru dalam rumah tangga Cendana, yakni Bu Tien. Bahkan sampai hati, Bu Tien telah mampu menguasai ruang kasih sayang dan cinta Soeharto secara total.
“Hanya ada satu Nyonya Soeharto, dan tidak ada lagi yang lainnya. Jika ada akan timbullah suatu pemberontakan dalam rumah tangganya,” ungkap Soeharto mengenai istri tercintanya.
ADVERTISEMENT
Sumber foto : https://cdns.klimg.com/merdeka.com