Situs Arkeologis Tiya, Kompleks Makam Masyarakat Etiopia Kuno

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
6 Februari 2019 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiya merupakan satu dari sekitar 160 situs arekologis penting yang sejauh ini telah ditemukan di kawasan Sado, wilayah administratif Choa, Zona Gurage, Etiopia. Kota kuno itu dikelilingi oleh kumpulan situs arekologis, sehingga keberadaannya sangat dijaga oleh para ilmuwan.
ADVERTISEMENT
Di kawasan Sado, tersebar banyak sekali situs arkeologis dari periode Megalitikum, semuanya terdiri dari ratusan tugu batu peringatan atau stelae. Dari banyaknya situs yang bertebaran di Sado, situs Tiya mungkin yang paling mewakili keberadaan area tersebut. Situs Tiya berjarak 100 kilomter dari Ibu Kota Addis Ababa, dan 500 kilometer dari rute transportasi utama.
Tiya menjadi contoh sempurna bagi situs arekologis yang dapat diakses tetapi tidak untuk dikunjungi secara umum karena keberadaannya di alam liar. Para ahli telah menemukan sekitar 36 buah monumen tugu batu peringatan di situs Tiya, di mana 32 buah di antaranya memilik simbol-simbol misterius, yang sebagian besar masih terlalu sulit untuk diterjemahkan.
Tugu batu peringatan itu memiliki model pahatan seperti yang biasa ditemukan pada era Monolitikum dengan bentuknya yang beragam, mulai dari bundar, kerucut, sampai menyerupai bentuk manusia.
Ilustrasi situs arkeologis Tiya. (Foto: commons.wikipedia.org)
Simbol-simbol pada pahatan batu tersebut sebagian menyerupai gambar pedang, lingkaran, dan bagian dedaunan, yang hingga sekarang masih menyulitkan para ahli untuk memecahkannya. Namun mereka memperkirakan simbol itu mempunyai keterkaitan dengan prosesi pemakaman masyarakat zaman dahulu di daerah itu.
ADVERTISEMENT
Beberapa penggalian yang dilakukan di kawasan itu berhasil mengungkapkan bahwa tugu-tugu batu itu berfungsi sebagai penanda kompleks makam kuno yang sangat luas. Diperkirakan mayat yang ada di sana berusia antara 18-30 tahun, yang dibaringkan dalam posisi fetus (seperti janin dalam kandungan).
Pembangunan monumen yang menjadi sisa-sisa dari peradaban Etiopia kuno itu masih belum dapat dipastikan karena keterbatasan informasi yang didapat, terutama untuk simbol-simbol sederhana namun rumit untuk dijelaskan tersebut.
Sumber: Perwito Mulyono, dkk. 2009. World Heritage Nature & Culture Volume 2. Surakarta: Batara Publishing.