Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Situs Gua Liang Bua, Hunian Manusia Purba Kerdil di Flores NTT
23 Desember 2020 20:28 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Liang Bua merupakan salah satu gua yang ada di bukit batu kapur di wilayah Manggarai, NTT. Liang Bua memiliki ukuran yang sangat besar, yakni dengan panjang 50 meter, lebar 40 meter dan tinggi 25 meter. Pada gua inilah ditemukan fosil Homo Floresiensis. Yang membuatnya unik adalah, banyak penelitian menunjukkan manusia purba yang ditemukan berukuran kecil atau kerdil
ADVERTISEMENT
Gua Liang Bua pertama kali diteliti pada tahun 1965 oleh Theodore Verhoeven, misionaris Katolik asal Belanda yang mengajar di Seminari Todabelu, Mataloko, Kabupaten Ngada. Saat itu, gua ini digunakan untuk sekolah di sekitar Liang Bua. Penelitiannya menghasilkan sejumlah kubur manusia yang berasosiasi artefak batu (serpih), tembikar dan beliung persegi.
Setelah periode Verhoeven, penelitian dilanjutkan oleh Prof. Dr. R P Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahun 1978-1989. Penelitian tersebut menghasilkan temuan bahwa situs ini telah dihuni sejak masa prasejarah mulai dari masa paleolitik, mesolitik, neolitik hingga paleometalik (logam awal).
Dimulai tahun 2001-2009, penelitian dilanjutkan oleh Pusat Arkeologi Nasional dengan menggandeng University of New England (Australia) 2001-2004 dan Universitas Wollongong (Australia) 2007-2009. Pada 2010, Pusat Arkeologi Nasional menjalin kerja sama dengan Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian (AS) dan Universitas Wollongong.
Penemuan paling terkenal, yakni kerangka manusia purba yang tidak diketahui dari spesies sebelumnya, ditemukan bersama ratusan artefak batu dan tulang binatang seperti gajah purba, komodo, bangau raksasa, tikus, kelelawar dan burung. Kerangka manusia kerdil Flores dikenal sebagai Homo Floresiensis. Otaknya sangat kecil, tinggi badan sekitar 1 meter, berat sekitar 30 Kg.
ADVERTISEMENT
Bahkan saking kerdilnya pada 2003 ditemukan fosil yang hanya memiliki tinggi 100 cm dengan berat yang diperkirakan hanya 25 kg. Tengkorak ini ditemukan pada kedalaman enam meter. Homo Floresiensis merupakan seorang manusia pendek/kerdil yang diperkirakan berasal dari 18.000 tahun yang lalu.
sumber: indonesia.go.id