Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Subotai, Jenderal Perang Kepercayaan Kaisar Mongol
24 Desember 2018 11:12 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu jenderal perang kepercayaan Jenghis Khan selama perang melawan Kekaisaran Chin, Subotai, dilahirkan di Mongol tahun 1176. Ia memimpin sebuah pasukan yang sangat besar, yang membantu Khan memperluas kekuasaannya dan menghancurkan negeri-negeri yang mencoba melawan Kekaisaran Mongol.
ADVERTISEMENT
Setelah Jenghis Khan memenangkan pertempuran di Persia melawan Kekaisaran Kharismanian, Subotai ditugaskan ke utara untuk mengejar mantan Pangeran Kharismanian yang melarikan diri.
Subotai dan pasukannya memasuki daerah Kiptchak yang didiami oleh orang-orang Turki di Rusia Selatan. Mereka menjelajahi wilayah itu sebelum musim dingin di Laut Hitam tahun 1223. Setelah kembali ke Asia Tengah, Subotai membantu Jenghis Khas menuntaskan penaklukan atas Kekaisaran Chin.
Pada 1237, Subotai menjadi komandan tertinggi pasukan Mongol di Rusia Selatan, bersama dengan Batu Khan–cucu Jenghis Khan. Subotai bertindak sebagai ahli strategi militer, sementara Batu mewakili Kekaisaran Mongol sebagai keturunan Jenghis Khan. Pada 1240, kombinasi keduanya berhasil menghancurkan Kiev, ibu kota Rusia saat itu.
Pada kurun waktu 16 tahun selama berada di Laut Hitam, Subotai membangun jaringan mata-mata yang luas di Eropa Timur. Sasarannya adalah untuk menaklukan Kerajaan Kristen Hongaria, yang menjadi satu-satunya keturunan Mongol-Turki yang belum mengakui kekuasaan keluarga Khan di Asia Tengah.
ADVERTISEMENT
Empat kelompok pasukan Mongol melaksanakan invasi besar ke wilayah Hongaria. Pangeran Kaidu, salah satu rekan Subotai, memimpin kelompok pertama ke timur laut menuju Polandia. Pasukannya berhasil mengalahkan orang-orang Polandia dan sekutu mereka di Szydlow dan Liegnitz. Sementara itu, Subotai memimpin tiga pasukan sisanya memasuki wilayah Hongaria, bertemu di Sungai Danube pada 4 April 1241.
Pasukan Hongaria, dipimpin oleh Raja Bela, membuat pertahanan di tepa barat Sungai Danube. Melihat kekuatan musuhnya yang cukup besar, Subotai mundur sejauh 160 kilometer ke timur laut, dan membentuk barisan pertahanan di tepi sungai Sajo.
Pada 10 April 1241, Raja Bela dan pasukannya bergerak mengikuti arah pelarian Subotai. Mereka berhasil mencapai sungai Sajo, lalu membentuk pangkalan militer kecil di tepi sungai yang berlawanan denga pasukan Subotai.
ADVERTISEMENT
Pada malam keesokan harinya, pasukan Subotai melancarkan serangan kejutan ke wilayah pertahanan pasukan Hongaria. Pasukan kejutan itu berhasil merepotkan pertahanan Hongaria, tetapi masih dapat diantisipasi. Sampai akhirnya, Subotai secara tiba-tiba datang membawa 30.000 pasukan menyerang pertahanan Raja Bela.
Pertempuran yang awalnya terlihat seimbang itu berubah menjadi sebuah kekalahan telak bagi pihak Hongaria. Pada siang harinya, pasukan Hongaria benar-benar dihancurkan oleh strategi Mongol yang sangat hebat. Sekitar 55.000 prajurit Hongaria tewas pada pertempuran tersebut.
Pada Desember 1241, Subotai mengetahui bahwa Ogedi Khan--putra Jenghis Khan--telah meninggal. Ia pun akhirnya mengirim kembali Pangeran Mongol yang ikut serta bersamanya, untuk mengikuti pemilihan di kekaisaran. Sementara itu, Subotai memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai jenderal perang Mongol. Subotai kemudian hidup di tenda sederhana di padang rumput bagian utara Asia hingga meninggal dunia di sana.
ADVERTISEMENT
----
Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2007. 100 Pemimpin Militer yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tangerang: Karisma
Foto: Wikimedia Commons
