Konten dari Pengguna

Sulalatus Salatin, Catatan Sejarah Terpenting tentang Masyarakat Melayu

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
13 November 2020 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rumah adat Melayu. Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Rumah adat Melayu. Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sejarah Melayu atau Sulalatus Salatin merupakan hasil karya sastra sejarah yang tergolong utama dan terpenting. Di dalamnya menggunakan bahasa yang dianggap baik menurut tata bahasa Melayu tinggi dan terkesan indah yang menceritakan gambaran tata hidup masyarakat Melayu lama.
ADVERTISEMENT
Kitab manuskrip Melayu klasik ini sudah menjadi bahan kajian sejak lama. Pada tahun 1831, Munsyi Abdullah sudah menerbitkannya guna kebutuhan anak-anak yang hendak mempelajari bahasa Melayu yang benar. Selama kurang lebih 150 tahun, Sulalatus Salatin sudah beberapa kali diterbitkan dan diterjemahkan ke berbagai bahasa, di antaranya bahasa Inggris, Prancis, dan Mandarin.
Sebagai karya sastra sejarah yang terkenal, Sulalatus Salatin memiliki berbagai versi. Menurut Van der Vorm, barang siapa yang yang berminat dalam Melayu hendaklah belajar sebuah kita yang berjudul Sulalatus Salatin yang berarti penurunan segala raja-raja, bukan saja karena bahasanya, juga karena isinya yang menceritakan asal keturunan raja-raja Melayu serta nasib kerajaan Melayu hingga kedatangan orang Portugis.
Sementara itu bagi R. Roovlink, Sulalatus Salatin yang dikenal hari ini adalah hasil dari suatu perkembangan yang bertingkat-tingkat. Bentuk asalnya adalah satu daftar keturunan raja-raja yang menyebut lamanya seorang raja di atas tahta kerajaannya beserta pula tarikhnya. Daftar keturunan raja-raja ini, selanjutnya diperluas dengan berbagai macam cerita sehingga, misalnya naskah versi A diperluas sekali lagi menjadi naskah versi B.
ADVERTISEMENT
Jika dijelaskan garis besarnya, ada dua versi Sulalatus Salatin/Sejarah Melayu yang agak berbeda, yaitu versi pendek dan versi panjang. Perbedaan yang paling penting adalah sejarah mengenai Minangkabau lebih luas di dalam versi panjang. Pada versi panjang, Hang Tuah adalah seorang anak raja yang dihadiahkan oleh raja Makasar kepada raja Malaka, sementara versi pendek berakhir dengan kisah meninggalnya Tun Ali, tetapi pada versi panjang masih ada cerita lanjutnya, yakni pendurhakaan Hang Jebat diceritakan dilakukan oleh Hang Kasturi dalam versi pendek. Di samping itu, terdapat pula versi yang disusun berdasarkan pandangan orang Siak yang disebut Hikayat Siak.
Sulalatus Salatin ditulis guna menunjukkan kedaulatan dan kebesaran raja-raja Melayu. Dengan demikian diharapkan segala rakyattakut dan menunjukkan taat setia kepada raja dan segala raja-raja kecil juga takluk menyerahkan diri.
ADVERTISEMENT
Taat setia dan pantang durhaka adalah suatu konsep yang sangat penting dala kebudayaan Hindu, tetapi Sulalatus Salatin mengemasnya dengan unsur-unsur Islam. Taat setia padaraja bukanlah bermaksud bahwa raja adalah dewa atau titisan dewa. Melainkan karena kesepakatan yang dibuat antara Sri Tri Buana, raja Melayu pertama dengan Demang Lebar Daun. Sri Tri Buana bersumpah tidak akan memebri aib kepada rakyat Melayu, sebaliknya Demang Lebar Daun juga bersumpah bahwa rakyat Melayu tidak akan mendurhaka pada rajanya.
Perlu diterangkan bahwa Sulalatus Salatin memang ditulis untuk menampakkan kebesaran raja-raja Melayu, akan tetapi tidak dilakukan penulisnya secara berlebihan. Misalnya saja Sultan Muhammad Syah (1442-1444 M) hanya dikatakan sebagai 'terlalu adil baginda pada memeiharakan segala rakyat' dan Sultan Muzaffar Syah (1445-1458) dinyatakan bahwa baginda sultan 'terlalu adil, murah, saksama pada memeriksai segala rakyat'.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, segala keburukan raja-raja Melayu juga tak luput dari perhatian penulisnya, terutama kezaliman yang dilakukan Sultan Mahmud. Ia digambarkan sebagai orang yang senang melihat perempuan yang cantik. Ia menyuruh untuk membunuh Tun Ali karena Tun Ali didadapti berada di rumah seorang perempuan kesayangannya. Raja Zainal Abidin juga dibunuh karena parasnya yang bagus dan menggoda segala perempuan dalam negeri Malaka.
Mengenai pengarang dan masa tertulisnya Sulalatus Salatin, para peneliti Eropa belum menemukan suatu yang pasti dikarenakan naskah tersebut ditulis oleh beberapa orang pengarang dan pada masa yang berlainan pula. Kebanyakan berpendapat bahwa Sulalatus Salatin ditulis sekitar abad 17 dan 18 masehi. Juga pendapat yang umum diterima ialah bahwa Tun Sri Lanang, Bendahara Paduka Raja yang menjadi pengarang dan penyusun Sulalatus Salatin/Sejarah Melayu.
ADVERTISEMENT
Sejarah mempunyai hubungan erat dengan sastra. Sejarah mesti ditulis dalam bahasa yang indah supaya dapat menghidupkan suasana yang dilukiskannya. Sulalatus Salatin memberikan gambaran hidup tentang peristiwa-peristiwa yang berlaku pada satu masa dahulu.
Sumber: Liaw Yock Fang (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). 2016. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.