Konten dari Pengguna

Kuburan Terapung Tragedi Pembantaian ex PKI 1965 (Bagian II)

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
19 April 2017 20:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
2. Sungai Poso - Bentrokan di Poso pun menjadi peristiwa kelam yang pernah terjadi di negeri ini. Konflik antar agama berhasil merenggut ratusan nyawa secara paksa. Anak-anak dan wanita tak berdosa harus mati setelah disiksa.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, bentrokan di Poso dibagi dalam tiga fase diantaranya Kerusuhan Poso I (25-29 Desember 1998), Poso II (17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei – 15 Juni 2000). Karena kerusuhan Poso menjadi sebuah rangkaian kasus, salah satu yang paling disorot tajam saat penyerangan dan pembantaian di Pondok Pesantren Walisongo. Mayat-mayat korban pembantaian dihanyutkan di Sungai Poso.
Korban pembantaian tak jarang dijumpai dalam satu bungkusan karung beras, mulai dari orang tua, anak-anak, hingga wanita. Sebagian besar dari mayat tersebut sudah tak berbentuk karena telah mendapat penyiksaan.
3. Sungai Bengawan Solo - Sungai Bengawan Solo pun pernah menjadi saksi bisu tragedi kemanusiaan paling berdarah 1965.
Salah satu spot yang sering kali dijadikan tempat jagal orban tragedi 1965 adalah Jembatan Bacem. Jembatan ini dibangun tepat di atas aliran Bengawan Solo. Setiap malam, para tentara menembaki tahanan terduga PKI di Jembatan Bacem, dan menghanyutkan begitu saja di aliran Sungai Bengawan Solo. Tak jarang nelayan mendapati bagian tubuh manusia di dalam perut ikan seusai memancing
ADVERTISEMENT
Sumber foto : http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com