Tamerlane, Penerus Ambisi Bangsa Mongol

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
25 Maret 2019 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tamerlane melakukan penaklukan di dunia. Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tamerlane melakukan penaklukan di dunia. Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Salah satu penakluk terbesar dari daratan Asia, Tamerlane, dilahirkan di dekat Kesh (sekarang Uzbekistan) pada 1336. Ia berasal dari suku Barula, yang merupakan campuran antara keturunan Turki dan Mongolia.
ADVERTISEMENT
Ketika tumbuh besar, Tamerlane banyak mendengar kisah-kisah penaklukan hebat bangsa Mongol yang dipimpin oleh Jenghis Khan. Hal itulah yang membuat Tamerlane sangat berambisi untuk meneruskan ambisi leluhurnya dalam menaklukan banyak wilayah di dunia.
Langkah awal yang dilakukan oleh Tamerlane untuk mewujudkan impiannya itu adalah dengan mengalahkan pesaing-pesaingnya sebagai Gubernur Transoxiana. Kemudian ia menikahi Saray Mulk Khanum, seorang putri keturunan langsung dari Jenghis Khan. Walau Khanum tidak memberinya keturunan, ia tetap menjadi permaisuri utama Tamerlane.
Setelah merasa memiliki posisi yang aman di negerinya, Tamerlane, segera bergerak ke barat daya untuk menaklukan kerajaan Khurasan, sekarang masuk wilayah Iran. Setelah berhasil di Khurasan, ia kembali bergerak ke barat dan menduduki Sistan.
Sekitar tahun 1375, Tamerlane melakukan serangkaian perang spektakuler yang membuat dirinya dikenal sebagai penakluk terbesar pada masanya. Ia juga terlibat perang besar dengan kerajaan Kristen Armenia dan Georgia pada akhir tahun 1380-an.
ADVERTISEMENT
Kemudian Tamerlane dikejutkan dengan perlawanan yang dilakukan oleh Tokhtamish, bekas muridnya yang menjadi pemimpin bangsa Horde di Rusia. Tamerlane membawa 200 ribu pasukannya bergerak ke utara dan akhirnya bertemu dengan Tokhtamish di Sungai Karna dan Volga.
Dalam pertempuran, Tamerlane memperoleh kemenangan mutlak atas muridnya itu. Untuk membalas penghinaan dari Tokhtamish, Tamerlane pun mengubah rute perdagangan dunia sehingga para perdagangan yang ingin pergi ke selatan harus melewati wilayahnya dan membayar pajak yang sangat besar.
Selama perang lima tahun (1392-1397), banyak wilayah di Asia Tengah yang masuk ke dalam daerah kekuasaan Tamerlane. Berbekal kekuatan yang sangat besar, Tamerlane pun bergerak ke selatan dan menyerang kesultanan Delhi di utara India. Ia berhasil menaklukan Delhi dan membawa rampasan perang yang sangat banyak.
ADVERTISEMENT
Memasuki awal abad ke-15, Tamerlane terlibat dalam perselisihan besar dengan pemimpin Turki Ottoman, Bayezid. Setelah saling menghina lewat para utusannya, kedua pemimpin besar itu pun terlibat pertempuran di Angora pada 1402. Tamerlane menang dan Bayezid gugur dalam pertempuran tersebut.
Pada 1404, Tamerlane membuat rencana penyerangan ke wilayah China, yang disebut-sebut sebagai rencana penaklukan terbesar pada masa kejayaannya. Ia bergerak dari Samarkand pada akhir tahun 1404 dengan pasukan yang sangat besar. Namun sayang dalam perjalanannya itu Tamerlane terserang penyakit dan akhirnya meninggal dunia di Otrar, yang saat ini dikenal dengan Kazahkstan.
Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2007. 100 Pemimpin Militer yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma