Teka-teki Keberadaan Kerajaan Panai di Sumatera

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
30 Januari 2018 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak banyak orang yang tahu akan keberadaan Kerajaan Panai di Sumatera, itu dikarenakan sangat sedikit bukti sejarah yang menyebutkan mengenai kerajaan tersebut. Perdebatan oleh para ahli sering terjadi untuk menentukan asal-usul dari kerajaan Panai, dan bagaimana bisa informasi mengenai kerajaan tersebut sulit untuk ditemukan.
ADVERTISEMENT
Sumber tertulis yang pertama menyebutkan nama kerajaan Panai adalah prasasti Tanjore yang dibuat oleh raja Rajendra I pada awal abad ke-11. Dalam prasasti disebutkan mengenai penyerangan raja Rajendra terhadap raja Sailendra bernama Sanggramawijayotunggawarman dari kerajaan Kadram. Dapat dipastikan bahwa kerajaan Sailendra yang dimaksud adalah kerajaan Sriwijaya. Setelah penyerangan terhadap kerajaan Sriwijaya tersebut dilakukan, target penyerangan selanjutnya adalah kerajaan Panai. Disebutkan juga di dalam prasasti nama-nama kerajaan yang berhasil ditaklukan, antara lain Kadaram, Pannai, Malayur, Ilamuridesa, Ilanggasokan, dan lain sebaginya, diperkirakan kerajaan-kerajaan tersebut adalah kerajaan kecil di Sumatera yang menjadi sekutu Sriwijaya.
Kata “Pannai” di dalam prasasti Tanjore memiliki beragam pengertian. Panai dalam bahasa Tamil diartikan sebagai tanah pertanian, sehingga kata “Pannai” dalam prasasti kerajaan Cola dapat diterjemahkan sebagai tanah pertanian kerajaan Sriwijya. Lokasi kerajaan Panai hingga saat ini belum dapat dipastikan, dan menjadi perdebatan yang panjang di antara para ahli. Ada yang menyebutkan bahwa kerajaan Panai berada di pesisir timur pulau Sumatera, di muara sungai dekat Desa Labuhan-bilik. Pendapat lain menyebutkan Panai berada di bagian barat Sumatera, lebih dekat dengan pelabuhan Barus dan Sibolga.
ADVERTISEMENT
Menurut berita Tiongkok pada abad ke-5 terdapat sebuah kerajaan bernama P’o-li, yang mengirimkan upeti untuk kaisar Tiongkok. Seorang pendeta Buddha dari Tiongkok bernama I-tsing, sudah beberapa kali tinggal di Sumatera, dan menyebutkan bahwa P’o-li secara samar-samar terletak di pedalaman sebelah timur Barus. Kemudian, Hsu Yun-ts’iao memperkirakan kerajaan Panai berada di sekitar kompleks percandian Padang Lawas. Berdasarkan informasi tersebut dapat diperkirakan bahwa kerajaan Panai pada abad ke-6 adalah kerajaan dengan corak agama Buddha.
Berbagai sumber yang ditemukan mengenai Kerajaan Panai nampaknya tidak ada yang saling berkaitan, sehingga kesimpulan akan keberadaan kerajaan tersebut belum dapat dipastikan dengan jelas. Walaupun demikian kata Panai di dalam kehidupan masyarakat Sumatera sudah dikenal hingga saat ini. Seperti nama sebuah sungai, yaitu Sungai Panai yang merupakan anak Sungai Barumun yang mengalir hingga ke Selat Malaka. Di sepanjang Sungai Panai inilah ditemukan kompleks percandian yang dikenal dengan Padang Lawas.
ADVERTISEMENT
Sumber : Poesponegor, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. 2010. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta : Balai Pustaka.
Foto : goodnewsfromindonesia.id