Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tempe dan Kehidupan Orang Eropa
10 Januari 2018 8:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Referensi awal mengenai tempe ada pada sebuah Sastra Jawa Klasik.
ADVERTISEMENT
Pada masa perang Dunia II, tempe menjadi makanan yang berhasil menyelamatkan para tawanan perang Belanda pada masa pendudukan Jepang dari kelaparan. Pada saat itu Roelofsen, salah seorang tawanan berhasil menirukan seorang pribumi dalam membuat tempe dari kedelai. Tempe tersebut memegang peran penting dalam mengurangi laju kematian karena kekurangan protein bagi tawanan pada masa pendudukan Jepang.
Tempe sendiri adalah makanan yang memiliki banyak khasiat dalam kesehatan karena memiliki Isoflavon yang berfungsi untuk menurunkan kolestrol jahat, mengurangi resiko kanker, menurunkan tekanan darah, dan lain-lain. Tempe sangat digemari oleh para vegetarian sebagai makanan pengganti daging.
Referensi yang dikenal paling awal mengenai tempe muncul dalam karya klasik Sastra Jawa ciptaan Rangga Sutrasna yang berjudul Serat Centini. Dalam karya tersebut terdapat kalimat yang menyebutkan tentang "Bawang dan Tempe Mentah".
ADVERTISEMENT
Pada 1960-an dan awal 1970-an terjadi sejumlah perubahan dalam pembuatan tempe di Indonesia. Plastik mulai menggantikan daun pisang untuk membungkus tempe, ragi berbasis tepung yang diproduksi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mulai banyak digunakan oleh Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti), tahun 1976. Ragi baru tersebut mulai menggantikan laru tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal.
Tempe mulai dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang Belanda. Pada 1895, Prinsen Geerlings, seorang ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda melakukan usaha untuk mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan-perusahaan tempe yang pertama di Eropa mulai didirikan di Belanda oleh para imigran dari Indonesia.
Pada 1940-an, dilakukan usaha untuk memperkenalkan tempe ke Zimbabwe sebagai sumber protein yang murah. Tapi usaha ini tidak berhasil karena masyarakat setempat tidak memiliki pengalaman mengonsumsi makanan hasil fermentasi kapang.
ADVERTISEMENT
Pada 1946, tempe mulai populer di Eropa. Lalu, pada 1984, sudah tercatat sebanyak 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti India,Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas.
Sumber: Ido Limando, dan Bambang Mardiono Soewito. Perancangan Buku Visual Tentang Tempe Sebagai Salah Satu Makanan Masyarakat Indonesia. Fakultas Seni dan desain Universitas Kristen Petra.