Konten dari Pengguna

Terbentuknya Front Barat dan Timur pada Masa Peperangan Napoleon

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
14 Juli 2018 21:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
French Revolusion War (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
French Revolusion War (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Usaha Prancis untuk memperluas wilayah kekuasaannya di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte terus berlanjut. Pasukan Prancis terus bergerak ke arah timur untuk menduduki sebagian wilayah Polandia. Pasukan Rusia terus mengalami kekalahan dalam setiap usaha mereka membendung kekuatan Prancis. Hingga akhirnya Rusia dan Prusia memilih untuk melakukan kesepakatan damai dengan Prancis di kota Tisit, yang terletak di wilayah Rusia bagian barat.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan damai tersebut mengharuskan Rusia dan Prusia tunduk di bawah kebijakan politik Prancis, yaitu Sistem Kontinental, yang memboikot Inggris secara ekonomi. Rusia dan Prusia pun harus merelakan beberapa wilayah mereka dikuasai oleh Prancis.
Bahkan Prusia, yang posisinya telah benar-benar terdesak, harus bersedia menerima penempatan pasukan Prancis di wilayahnya hingga Prusia dapat membayar ganti rugi perang senilai 120 juta franc. Keberhasilan Prancis mengendalikan keadaan di front timur membawa dampak positif bagi negara itu, dan semangat perjuangan rakyatnya.
Setelah Napoleon Bonaparte merasa sisi timur Eropa telah berhasil dikendalikan, ia lalu memaksa Portugal, yang berada di sisi barat Eropa, untuk ikut memboikot perdagangan terhadap Inggris. Namun di luar dugaan, Portugal menolak perintah dari Prancis. Penolakan itu membuat Napoleon geram, dan ia memutuskan untuk melakukan invasi ke wilayah Portugal pada 1807. Serangan pasukan Prancis ke wilayah Portugal berjalan sukses. Mereka berhasil menduduki sepenuhnya wilayah Portugal, dan memaksa keluarga kerajaan untuk melarikan diri ke Brazil, yang ketika itu menjadi bagian dari koloni Portugal.
ADVERTISEMENT
Penguasaan terhadap Prancis tidak begitu saja memuaskan ambisi Napoleon menguasai wilayah barat Eropa. Pada 1808, Napoleon juga berhasil melengserkan kedudukan keluarga kerajaan Spanyol dari kepemimpinan negerinya. Napoleon kemudian mengangkat saudarannya, Joseph Bonaparte, untuk menjadi raja Spanyol yang baru. Rakyat Spanyol tidak dapat menerima keputusan semena-mena dari pemerintah Prancis terhadap negerinya itu. Hal itu lantas memicu munculnya pemberontakan rakyat terhadap Joseph Bonaparet, yang didukung oleh Inggris.
Melihat fokus Prancis yang tengah disibukkan dengan konflik di wilayah Spanyol, Austria memanfaatkan situasi itu dengan melancarkan sebuah serangan ke beberapa wilayah kekuasaan Prancis, seperti Bavaria, Italia Utara, dan Polandia pada April 1809.
Namun usaha Austria tidak telalu berdampak besar, serangan mereka berhasil diredam oleh pasukan Prancis. Bahkan Austria kembali mengalami kekalahan telak ketika melakukan pertempuran di Kota Wagram, sebelah utara Wina, pada Juli 1809. Walaupun demikian, Prancis tetap mengalami kerugian, baik secara finansial, maupun kekuatan perang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kebijakan Sistem Kontimental yang diterapkan di wilayah Rusia telah berdampak buruk bagi keadaan negara itu. Rusia menjadi kesulitan memperoleh berbagai komoditas yang selama ini hanya dapat diperoleh dari saudagar Inggris. Terjepit dengan berbagai keadaan yang merugikan negaranya, Rusia akhirnya memutuskan untuk kembali membuka pelabuhan dagang mereka untuk Inggris. Keputusan Rusia itu memicu Napoleon Bonaparte untuk melancarkan invasi besar-besaran ke wilayah Rusia pada 1812.
Sumber: Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia. Yogyakarta : Brilliant Book
Foto: en.wikipedia.org
Terbentuknya Front Barat dan Timur pada Masa Peperangan Napoleon (1)
zoom-in-whitePerbesar