Terciptanya Mesin Cetak yang Mengubah Peradaban Dunia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
11 Agustus 2018 13:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terciptanya mesin cetak memungkinkan manusia untuk menyebarkan buah pikiran mereka secara luas dalam waktu yang singkat.
ADVERTISEMENT
Mesin cetak yang paling awal dan sederhana dibuat dengan cara mengukir huruf-huruf pada sebuah balok kayu di satu sisi. Balok-balok kayu tersebut disusun sedemikian rupa hingga sesuai dengan urutan tulisan yang akan dicetak. Kemudian sisi balok kayu yang telah diukir diolesi tinta, lalu tekankan pada selembar kertas. Ketika kertas diangkat, salinan dari huruf-huruf itu akan tercetak pada kertas tersebut.
Cara mencetak seperti itu memungkinkan penyebaran hasil tulisan seorang penulis disebarkan secara luas dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan dalam satu hari, satu orang pekerja dapat menghasilkan apa yang dihasilkan seorang penulis dalam waktu satu tahun, sebelum mengenal mesin cetak sederhana itu.
Tetapi dalam perkembangannya, balok kayu memiliki ketahanan yang cukup rendah, sehingga akan mudah hancur jika dipakai terlalu lama. Hal itu tentu akan mengganggu proses pencetakan jika harus membuat cetakan kayu yang baru. Melihat hal itu, Johannes Gutenberg, mencoba mengembangkan mesin cetak yang terbuat dari logam, yang dapat digunakan berkali-kali tanpa merusak huruf yang telah diukir dalam cetakan.
ADVERTISEMENT
Pada masa awal penemuannya, Johannes Gutenberg hanya memproduksi buku yang akan digunakan oleh gereja dan kerajaan saja. Selain karena kebijakan gereja yang cukup ketat, juga karena saat itu hanya pejabat gereja dan kaum bangsawan saja yang dapat membaca. Pada 1455, Johannes Gutenberg menerbitkan Injil Empat Puluh Dua Baris atau Forty-two Line Boble, yang dikenal juga sebagai Injil Gutenberg.
Sistem pencetakan biasa pada abad ke-15 dapat menghasilkan lima buah buku dalam waktu satu tahun. Jumlah tersebut mungkin terasa sangat sedikit, tetapi kenyataannya pada masa itu kebutuhan akan buku memang tidak terlalu banyak.
Tujuan lain dari penciptaan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg adalah perkembangan budaya membaca di kalangan masyarakat. Tidak ada batasan umur, gender, status sosial, ataupun pekerjaan, sehingga siapapun dapat mengisi waktunya dengan membaca.
ADVERTISEMENT
Keadaan itu membuat berbagai karya ilmiah dapat dengan mudah diakses, membuat banyak orang yang beralih dari dogma agama yang mutlak menjadi pola pemikiran yang lebih rasional dan ilmiah. Pada abad ke-16, mesin cetak berhasil mengubah dunia industri, dan menciptakan industri baru di daratan Eropa.
Saat banyak orang di Eropa beralih menggunakan mesin cetak dalam kegiatan industri mereka, Inggris memberlakukan Artificers Act pada 1563. Kebijakan itu mengharuskan para pekerja tetap tinggal di wilayah gereja tempat mereka dilahirkan. Peraturan pemerintah itu menghentikan kemajuan industri percetakan karena menghalangi para pengusaha di Inggris memperoleh cukup banyak orang yang ingin berkerja di industri tersebut.
Dalam perjalanannya, sistem percetakan mengalami perubahan yang sangat signifikan pada penciptaan bentuk huruf yang baru. Selama paruh kedua abad ke-16, huruf Romawi kian populer menggantikan huruf Gothic hampir di seluruh wilayah Eropa.
ADVERTISEMENT
Sumber: Philbin Tom. 2005. 100 Penciptaan Terbesar Sepanjang Masa. Tanggerang: Karisma
Foto: commons.wikimedia.org