Konten dari Pengguna

The Great Storm of 1703: Badai Terparah yang Menyapu Inggris

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
27 November 2020 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
The Great Storm of 1703 adalah badai besar yang melanda Inggris bagian tengah dan selatan pada tanggal 26 November 1703 (7 Desember 1703 dalam kalender Gregorian yang digunakan sekarang).
ADVERTISEMENT
Angin kencang menyebabkan 2.000 cerobong asap runtuh di London dan merusak kawasan New Forest, yang kehilangan 4.000 pohon ek. Beberapa kapal terlempar ratusan mil keluar jalur, dan lebih dari 1.000 pelaut tewas di Goodwin Sands.
Dok: Wikimedia Commons
Buletin berita tentang korban dan kerusakan dijual di seluruh Inggris yang dianggap merupakan peristiwa bencana alam terbesar saat itu. Gereja Inggris menyatakan bahwa badai itu adalah pembalasan Tuhan atas dosa bangsa.
Di London saja, sekitar 2.000 cerobong asap besar mengalami kerusakan. Atap timah hancur di Westminster Abbey dan Ratu Anne diketahui harus berlindung di ruang bawah tanah di Istana St James untuk menghindari cerobong asap dan atap yang runtuh.
Di Sungai Thames, sekitar 700 kapal ditumpuk di Pool of London, bagian hilir dari Jembatan London. Kapal besar HMS Vanguard hancur di Chatham.
ADVERTISEMENT
Terjadi banjir besar dan berkepanjangan di West Country, khususnya di sekitar Bristol. Ratusan orang tenggelam dalam banjir di Somerset Levels, bersama dengan ribuan domba dan sapi milik warga, dan satu kapal ditemukan terdampar sejauh 15 mil (24 km) di pedalaman pemukiman. Sekitar 400 kincir angin hancur, beberapa diantaranya sampai terbakar. Di Wells, Uskup Richard Kidder dan istrinya meninggal ketika dua cerobong asap di istana menimpa mereka ketika mereka sedang berada di tempat tidur.
Dok: Wikimedia Commons.
Di laut, banyak kapal karam, beberapa di antaranya kapal yang sedang melakukan perjalanan pulang setelah membantu Archduke Charles, yang diklaim sebagai Raja Spanyol, melawan Prancis dalam Perang Suksesi Spanyol. Kapal-kapal ini termasuk HMS Stirling Castle, HMS Northumberland, HMS Mary dan HMS Restoration, dengan sekitar 1.500 pelaut tewas khususnya di Goodwin Sands. Antara 8.000 sampai 15.000 nyawa hilang secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Badai sebesar itu tidak pernah terjadi sebelumnya di Inggris. Peristiwa tersebut dianggap oleh para saksi mata melambangkan kemarahan Tuhan, sebagai pengakuan atas "tangisan dosa bangsa ini". Pemerintah menyatakan 19 Januari 1704 sebagai hari puasa, dengan mengatakan bahwa "dengan lantang menyerukan penghinaan yang paling dalam dan paling serius dari rakyat kami". Pesan tersebut menjadi topik moral yang sering disampaikan dalam khotbah di gereja sampai abad ke-19.
Daniel Defoe mengaggap peristiwa itu adalah hukuman Tuhan atas kinerja buruk melawan tentara Katolik dalam Perang Suksesi Spanyol. Daniel Defoe adalah seorang penulis yang kemudian menikmati pengakuan dunia untuk novel Robinson Crusoe. Buku pertamanya, The Storm, diterbitkan pada tahun berikutnya.
Dok: Wikimedia COmmons
**
Referensi: