Themistocles, Pahlawan Sekaligus Pengkhianat Besar Yunani Kuno

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
19 Januari 2021 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Themistocles. Dok: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Themistocles. Dok: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam sejarah Yunani, ada seorang pemimpin yang berhasil menyelamatkan ribuan nyawa warga Athena saat Persia menyerang kota itu pada 480 SM. Namun sayangnya ia lebih dikenal sebagai seorang pengkhianat, karena mencoba melakukan kerja sama dengan pemerintah Persia. Pahlawan besar Yunani itu adalah Themistocles.
ADVERTISEMENT
Themistocles adalah penduduk asli Athena, yang menjadi orang terkemuka di antara masyarakat kelas bawah. Pada 493 SM, Themistocles ditunjuk sebagai seorang “archon” (hakim). Di sinilah awal mula karir Themistocles di dalam pemerintahan Athena.
Selain sebagai archon, Themistocles juga bertugas dalam militer Yunani. Salah satu prestasi yang pernah diraihnya adalah berhasil mengamankan Piraeus, sebuah pangkalan angkatan laut Yunani, yang letaknya tidak jauh dari kota utama Athena. Themistocles termasuk di dalam 10 jenderal yang memimpin Athena dalam Pertempuran Marathon tahun 490 SM.
Themistocles. Dok: Wikimedia Commons
Setelah kematian Miltiades –pemimpin militer Athena yang memegang komando tertinggi di Marathon– Themistocles memiliki kekuasaan yang dominan di Athena. Ia menerapkan sistem pengasingan bagi siapa saja yang melanggar hukum. Hal itu dilakukannya untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya dari kota Athena.
ADVERTISEMENT
Pada 483 SM, Themistocles membujuk orang-orang Athena untuk membuat 200 kapal perang, karena ia yakin bahwa Persia akan kembali menyerang wilayah Yunani. Themistocles juga meyakinkan orang-orang Athena untuk bekerja sama dengan negara kota lainnya, sebagai persiapan menghadapi perang yang lebih besar.
Surat keputusan yang ditulis Themistocles, Museum Arkeologi Nasional, Athena. Dok: Wikimedia Commons
Pada 480 SM, Persia, yang dipimpin oleh Xerxes I, kembali mengirimkan armada laut yang sangat besar ke Yunani. Setelah memenangkan Pertempuran Thermopylae, pasukan Persia memasuki Athena. Namun betapa terkejutnya mereka ketika mendapati kota itu telah kosong ditinggalkan penduduknya.
Diketahui bahwa seluruh penduduk Athena saat itu telah pergi meninggalkan kota menuju kota-kota terdekat, setelah percaya pada perkataan Themistocles tentang penyerangan Persia yang lebih besar.
Themistocles sendiri sebenarnya mengetahui hal itu dari seorang imam di Delphi. Sementara penduduk Athena menyelamatkan dirinya, armada laut Athena telah bersiap di Teluk Salamis untuk menghadang pasukan Persia.
Ilustrasi pertempuran Salamis. Dok: WIkimedia Commons
Themistocles kembali meyakinkan pasukan Athena untuk bertempur di teluk yang sempit, di mana kapal-kapal Persia yang jumlahnya sangat banyak akan kesulitan untuk berperang.
ADVERTISEMENT
Karena kekurangan persediaan, pasukan Persia yang dipimpin Xerxes, mundurnya pasukan Persia disebabkan karena mereka hanya bisa mendapatkan logistik dengan kapal laut, pasukan kapal Xerxes, mundur. Mereka meninggalkan Yunani dengan kebebasan.
Untuk beberapa waktu, Themistocles merupakan pahlawan terbesar di Yunani, tetapi pada tahun 476 SM, dia diadili karena ketahuan bekerja sama dengan Persia.
Themistocles dikucilkan sampai pada 473 SM, dan tidak punya pilihan selain melarikan diri dari Athena. Themistocles menyeberangi Laut Aegea ke Efesus di Asia Kecil dan menyerahkan dirinya kepada Artaxerxes, raja baru Persia saat itu.
Kacaunya, Dia menjadi penasihat terpercaya, dan Raja Persia itu memberinya sebuah kota "Magnesia on the Meadows" untuknya. Themistocles, politisi dan jenderal Athena, yang telah berubah sisi di tahun-tahun terakhir hidupnya, menjadi tertutup.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: