Konten dari Pengguna

Tragedi Kampung Kolam, Sumatera Utara (Bagian I)

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
6 April 2017 8:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kampung Kolam dan tugunya menjadi saksi bisu pembersihan antek PKI 1965 di Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Kampung Kolam, Pedalaman Tembung, Deliserdang dulunya daerah perladangan, perhutanan, dan perkebunan. Dengan penduduk 85% berprofesi sebagai petani asal Jawa Timur, tepatnya Ponorogo tak terpungkiri banyaknya anggota PKI bersarang di Kampung Kolam, Sumut. PKI pun sering kali mengadakan kaderisasi di Kampung Kolam dengan naungan organisasi Fajar Harapan. Kehadirannya semula tidak pernah menjadi masalah, namun saat pemerintah menetapkan PKI sebagai organisasi terlarang sejak 30 September 1965 dimulailah percikan api tragedi Kampung Kolam.
Ketua Pemuda Pancasila, MY Effendy Nasution yang kerap disapa Fendi Keling, Senin pagi 25 Oktober 1965 sekitar pukul 10.00 WIB pun menyusun strategi penumpasan dan pengepungan PKI di tiga sektor yakni daerah Pekan Tembung, Batangkuis, dan Pasar 10 Tembung guna melaksanakan perintah. Untuk mengetahui mana kawan dan lawan, angka 4 dan 2 menjadi kode tersendiri dalam aksi tersebut. Dengan kata lain, jika seseorang menyebut angka 4 maka teman yang lain harus menyahuti dengan angka 2, jika tidak ada sahutan maka disebut lawan. Sesuai strategi seluruhnya menyerbu secara bersamaan sekitar pukul 14.00 WIB
Sumber foto : http://www.taukotembung.com
ADVERTISEMENT