Tragedi Tanker Exxon Valdez: 40 Juta Liter Minyak Tumpah Mencemari Laut

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
18 Februari 2021 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Exxon Valdez. | PBS
zoom-in-whitePerbesar
Exxon Valdez. | PBS
ADVERTISEMENT
Pada 4 Maret 1989, Laut Alaska seketika berubah menjadi hitam pekat setelah sebuah kapal tanker raksasa pengangkut minyak, Exxon Valdez, menumpahkan isi "perutnya" disebabkan karena menabrak terumbu karang di perairan Prince William Sound, Alaska selatan. Sebanyak 42 juta liter minyak mentah tumpah dan harus mencemari pantai sepanjang 1.990 kilometer. Konon, insiden tersebut menjadi salah satu bencana terbesar yang pernah membunuh jutaan makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
"Mataku sempat berair disebabkan asap minyak meski sedang berada di ketinggian 1.000 kaki," ujar Rick Steiner, seorang Penasihat Kelautan (Marine Advisor) dari Alaska University mengenang peristiwa tersebut kepada National Geographic. Steiner secara langsung insiden besar pada 4 Maret 1989 tersebut.
"Minyak yang berceceran di seluruh geladak kapal dan terlihat meluber kemana-mana di air laut," ujar Steiner yang tengah menginspeksi salah satu peristiwa kebocoran minyak terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat bahkan dunia tersebut.
Kerusakan laut yang disebabkan oleh minyak dari Exxon Valdex. | WIkimedia Commons
Tentu saja, tumpahnya jutaan liter minyak mentah tersebut menimbulkan kerusakan besar ekosistem lingkungan sekitar. Ratusan ribu binatang yang tinggal di habitat sekitar harus mati. Menurut catatan, akibat kejadian tersebut, sekitar 2 ribu berang-berang laut, 302 anjing laut, dan 250 ribu burung laut harus mati dalam beberapa hari setelah kejadian.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dalam sebuah laporan tertulis analisis dari sejumlah peneliti, bahwa dampak dari pencemaran lingkungan tersebut akan terasa hingga 30 tahun kemudian. Charles H. Peterson, peneliti dari Universitas of North Carolina yang memimpin kajian itu sempat memaparkan perkembangan di tahun 2003, "...minyak telah bertahan dalam jumlah yang sangat besar selama bertahun-tahun pascaperistiwa 1989."
Menurut Peterson, paparan minyak yang tumpah dapat menyebabkan lebih banyak kematian hewan. Salmon, misalnya di mana telurnya mengalami peningkatan tingkat kematian karena telur yang diinkubasi bersentuhan langsung tumpahan minyak tersebut.
Selain itu, pihak yang juga akan terdampak dari tumpahan minyak ini adalah mamalia laut dan bebek karena mangsanya juga terkontaminasi minyak tersebut. Laporan National Geographic pada 22 Maret 2019 mengungkap matinya miliaran telur ikan salmon dan hewan mamalia. Paus pembunuh, misalnya yang mencatatkan kematian sebanyak 22 ekor.
Hewan laut yang harus mati karena pencemaran minyak dari Exxon Valdex. | WIkimedia Commons
Belakangan, terungkap penyebab olengnya kapal besar tersebut hingga menubruk terumbu karang adalah karena sang Kapten Kapal, Joseph Hazelwood mabuk. Dengan gilanya, Joseph mengizinkan seorang petugas tak berwenang untuk mengarahkan kapal besar tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada Maret 1990, Joseph pun dihukum dengan dakwaan kelalaian. Ia didenda sebesar 50 ribu dolar AS dan diperintahkan untuk melakukan pelayanan masyarakat selama seribu jam. Sementara itu, pada awal 1991, Exxon, perusahaan pengangkut minyak tersebut mendapat kecaman dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional.
Bersamaan dengan itu, di bawah tekanan para kelompok pemerhati lingkungan, Exxon menyepakati tuntutan mereka untuk membayar denda sebesar 1 miliar dolar AS dalam kurun waktu sepuluh tahun untuk biaya pembersihan.
Namun, tiba-tiba Exxon menolak perjanjian tersebut. Kemudian, pada Oktober tahun 1991, raksasa minyak itu menyelesaikan masalahnya dengan membayar 25 juta dolar AS saja. Jauh dari yang sudah disepakati di awal perjanjian.
Referensi: