Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Tragedi Terbakarnya Apollo 1, Bencana Pertama NASA
28 Januari 2021 19:04 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada tanggal 27 Januari 1967, Amerika Serikat berduka. Sebuah tragedi kecelakaan Apollo 1 di Cape Kennedy, Amerika Serikat menewaskan tiga astronaut Amerika yang tengah menjalani pengujian misi pertama peluncuran Apollo, misi berawak ke permukaan Bulan. Tragedi tersebut sekaligus menjadi bencana pertama dalam sejarah NASA.
ADVERTISEMENT
Komandan kru Apollo 1, Chaffee, merupakan merupakan seorang Letnan Angkatan Laut AS berusia 31 tahun. Chaffe belum pernah terbang ke antariksa sebelumnya. Kemudian, Grissom merupakan seorang Letnan Kolonel Angkatan Udara AS berusia 39 tahun. Grissom merupakan orang Amerika pertama yang menjalani dua kali penerbangan antariksa. Selanjutnya, White merupakan seorang Letnan Kolonel Angkatan Udara AS berusia 35 tahun dan merupakan orang Amerika pertama yang menjalani aksi eksplorasi di antariksa.
Saat peristwa kecelakaan tersebut terjadi, ketiganya sedang berada di dalam kapsul Apollo yang kemudian terbakar. Saat pengujian, kondisi dalam kapsul dirancang 100 persen murni dari oksigen.
Tepat pada pukul 18.31, salah satu astronaut menyadari ada api yang muncul di dalam kapsul. "Api, saya mencium baru api," ujar salah satu astronaut ketika berbicara melalui alat komunikasi.
ADVERTISEMENT
Beberapa detik kemudian, astronaut Edward White mengatakan jika api muncul di kokpit kapsul. Dalam sekejap kobaran api tersebut menyambar dan mengepung kabin kapsul Apollo. Komunikasi terakhir yang terdengar selama 17 detik, setelah itu komunikasi putus.
Kondisi bagian dalam kapsul yang diketahui penuh dengan tekanan membuat ketiga astronaut yang berada dalam kapsul tersebut tidak bisa segera membuka tutup pintu kapsul. Dalam kondisi normal, untuk membuka pintu kapsul dan keluar dibutuhkan waktu selama 90 detik. Proses tersebut termasuk membuka kabin untuk meringankan tekanan interior kapsul sekaligus membantu menahan pintu tertutup.
Usai api dilaporkan muncul di dalam kapsul, teknisi yang berada di luar langsung berupaya membuka pintu kapsul. Teknisi butuh waktu lima menit untuk mengevakuasi setelah api muncul di dalam kapsul. Namun nahas, karena terlalu lama terkurung api di dalam kapsul, ketiga astronout tewas, tidak terselamatkan.
ADVERTISEMENT
Hasil dari investigasi sementara menunjukkan bahwa kecelakaan diakibatkan karena api. Sumber api diperkirakan dari percikan listrik yang mulai berdampak pada pasokan oksigen dan sistem pendukung lainnya di dalam kapsul. Kemudian api dengan cepat menyebar di dalam kapsul. Dalam hitungan detik, tiga kru Apollo 1 tersebut meninggal.
Para kru astronaut memang sudah menyadari adanya risiko tinggi dalam uji coba NASA tersebut. Ironisnya, tiga pekan sebelum tragedi kebakaran tersebut, Grissom memberikan sedikit refleksinya. "Akan ada risiko, seperti risiko pada tiap program pengujian dan akhirnya, kami masuk dalam keumuman dan kehilangan seseorang," tulis Grissom.
Saat itu, Grissom berharap kekhawatiran tersebut itu tak terjadi. Dan jika terjadi hal yang tak seusai dengan harapan, Grissom berharap rakyat AS tidak patah semangat melanjutkan program antariksa. "Saya berharap ini tak pernah terjadi dan jika ini terjadi, saya berharap rakyat Amerika tak berpikir ini harganya yang terlalu mahal dibayar untuk program antariksa kami," tulis Grissom.
ADVERTISEMENT
Tragedi Apollo 1 itu membuat sedih Presiden AS kala itu, Lyndon Johnson sedih. Dia mengenang keberanian tiga kru tersebut. "Tiga pemuda pemberani yang telah memberikan hidup mereka untuk melayani bangsa. Kami sangat berduka dan doa kami untuk keluarga mereka," ucap sang Presiden.
Usai tragedi kecelakan tersebut, Badan Antariksa AS mendapat banjir kritikan karena dituding meremehkan kemungkinan insiden kebakaran.
***
Referensi:
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.