Konten dari Pengguna

Trem : Transportasi Masa Kolonial

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
24 Februari 2017 19:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Trem : Transportasi Masa Kolonial
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kedatangan para penjajah asing yang ingin menguasi potensi kekayaan sumber daya alam Nusantara, tentunya perlu didukung dengan sokongan tranportasi yang memadai. Seiring berjalannya waktu transportasi orang-orang Eropa akhirnya mulai masuk ke Nusantara, salah satunya saat itu adalah Trem.
ADVERTISEMENT
Trem mulai diperkenalkan di Batavia pada 1869. Pada awal kemunculannya Trem ditarik oleh kuda, meski masih menggunakan kuda, trem digunakan untuk transportasi jarak jauh. Merasa kurang optimal dengan kuda lambat laun posisi trem kemudian digantikan dengan trem bermesin uap pada 1881. Ketel uap yang ditempatkan dalam kaleng besar menjalankan lokomotif trem.
Karena menggunakan uap maka jarak tempuh trem ini lebih jauh, dari seperti Pasar Ikan ke GajahMada hingga Harmoni, berlanjut ke Kramat melalui Pasar Baru dan lapangan Banteng, kemudian ke Meester Cornelis (Jatinegara) melewati Salemba dan Matraman. Tidak berhenti cukup sampai disitu, teknologi yang terus berkembang mengakibatkan 20 tahun kemudian yaitu 1901 trem listrik mulai diperkenalkan. Trem uap akhirnya tenggelam dalam dunia transportasi Batavia pada 1933. Meski bertahan cukup lama trem listrik ini juga pada akhirnya tenggelam di masa Walikota Sudiro sekitar 1960.
ADVERTISEMENT
foto : mmzrarebooks.blogspot.co.id