Konten dari Pengguna

Tsuyoshi Inukai, Korban Permainan Politik Jepang

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
12 Juli 2018 16:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto: commons.wikimedia.org
Sebelum tahun 1945, Jepang selalu berada dalam gejolak politik yang cukup panas. Setiap tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh para pejabat pemerintahannya akan memiliki konsekuensi yang rumit.
ADVERTISEMENT
Antara 1912 sampai 1945, sudah enam orang Perdana Menteri Jepang yang dibunuh oleh petugas militer yang menaruh dendam. Bahkan, pembunuhan paling kejam terjadi pada Mei 1932 terhadap Tsuyoshi Inukai.
Tsuyoshi Inukai adalah politisi dan Perdana Menteri Jepang ke-29, masa jabatan 13 Desember 1931 sampai 15 Mei 1932. Ia berasal dari keturunan samurai di wilayah Okayama. Setelah menempuh pendidikan di Keio Gijuku, ia bekerja sebagai reporter dari Yubin Hochi Shinbun. Bersama dengan para tentara, Inukai ikut serta dalam Pemberontakan Satsuma di garis depan.
Perjalanan politiknya dimulai ketika Tsuyoshi Inukai bergabung dengan Partai Reformasi Konstitusi (Rikken Kaishinto). Ia sangat aktif di dalam partai, dan selalu ikut ambil bagian dalam gerakan koalisi.
ADVERTISEMENT
Tsuyoshi Inukai terpilih menjadi anggota dewan perwakilan pada pemilu pertama tahun 1890, dan berutut-turut selalu dipilih. Karier politiknya semakin naik ketika ia ditunjuk menjadi menteri pendidikan masa Kabinet Okuma, dan menteri komunikasi pada masa Kabinet Kedua Yamamoto.
Pada 1929, Tsuyoshi Inukai menjadi ketua partai yang berkoalisi dengan pemerintah (seiyukai). Ia kemudian dilantik menjadi perdana menteri pada 1931.
Belum genap setahun menjabat, Perdana Menteri Tsuyoshi Inukai dibunuh oleh sembilan serdadu angkatan darat dan perwira angkatan laut yang tergabung dalam sebuah organisasi rahasia.
Peristiwa terbunuhnya Perdana Menteri Tsuyoshi Inukai dikenal dengan sebutan Insiden 15 Mei 1932. Kejadian itu terjadi di rumah sang perdana menteri di Tokyo. Para pembunuh melakukan aksi kejamnya di depan cucu dan menantu perempuan Tsuyoshi Inukai.
ADVERTISEMENT
Pada proses persidangan, para pembunuh berdalih bahwa mereka berharap menemukan Perdana Menteri Tsuyoshi Inukai sedang bersama Charile Chaplin, yang kebetulan sedang berkunjung ke Jepang. Mereka mengatakan jika berhasil membunuh Chaplin, maka akan memicu perang antara Jepang dan Amerika Serikat.
Diketahui bahwa pembunuhan ini terjadi karena alasan politik, terbukti dengan adanya dukungan dari 100.000 surat kepada para pembunuh selama masa persidangan. Selain itu para pembunuh pun mendapatkan hukuman yang sangat ringan jika melihat siapa korban yang dibunuhnya dan bagaimana dampak yang ditimbulkan dari tewasnya Perdana Menteri Tsuyoshi Inukai.
Sumber : Ballack, Luger. 2007. Kisah Tragis 28 Penguasa. Jakarta : Visimedia