Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Umur Pendek Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI)
11 Agustus 2017 11:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Angkatan Udara Republik Indonesia atau AURI merupakan salah satu bagian dalam catatan sejarah perjalanan panjang angkatan Udara
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Maklumat Pemerintah 5 Oktober 1945 dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai peningkatan organisasi Badan Keamanan Rakyat. Salah satu bagian TKR adalah TKR Jawatan Penerbangan.
Pada 1 Januari 1946 Presiden Soekarno sempat mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat dengan singkatan tetap TKR. Kemudian pada 9 April 1946 TKR Jawatan Penerbangan disahkan menjadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara atau TRI Angkatan Udara
Pada awal berdirinya Angkatan Udara Republik Indonesia pesawat-pesawat yang dimiliki sebagai kekuatan adalah hasil rampasan dan peninggalan Jepang. Dimana ada sekitar 10 pesawat bomber, 15 pesawat pemburu, dan 11 pesawat pengintai, serta 66 pesawat latih yang terdapat di berbagai pangkalan udara di wilayah
AURI mempunyai hubungan tersendiri dengan Soekarno. Pada 1964 Soekarno pernah berkata : “Kita musti mempunyai Angkatan Darat yang kuat, Angkatan Laut yang kuat, Angkatan Udara yang kuat. Ketiganya harus sekuat mungkin. Kita tidak bisa kuat tanpa Angkatan Udara yang sekuatkuatnya, Angkatan Udara yang perfect dalam Technical knowhow, di dalam technical constellation dan di dalam technical skill”
ADVERTISEMENT
Atas dukungannya dan apresiasi yang penuh terhadap angkatan udara, AURI menjadi begitu setia dan sangat loyal kepada Soekarno, ditambah lagi sebagai bentuk keseriusannya kebijakan politik pemerintah pada saat itu memberikan sepertiga dari anggaran belanja negara pada tahun 1960 untuk membangun angkatan perang sebesar Rp 18 miliar bahkan Uni Soviet juga memberikan bantuan ekonomi senilai 250 juta dolar AS
Pada 1950 Angkatan Udara Indonesia terjadi pergeseran, dari teknologi Jepang ke teknologi Barat. Fase ini juga ditandai dengan dilengkapinya berbagai sarana pendukung serta pangkalan udara, juga tidak ketinggalan dibangun berbagai fasilitas pemeliharaan pesawat terbang. Jumlah pesawat tempur AURI pada awal tahun 1950 itu telah mencapai 300 pesawat dari berbagai macam jenis.
ADVERTISEMENT
Pada 1959-1965 bisa katakan sebagai puncak kejayaan AURI. Masa ini disebut juga sebagai masa pembangunan Angkatan Udara RI. Fase ini ditandai dengan hadirnya pesawat tempur bermesin jet sebagai generasi lanjut setelah era mesin piston propeller. Salah satunya adalah hadirnya “Keluarga MIG” dari Eropa Timur yang terkenal dengan kecepatan supersonik itu. Pesawat tempur ini juga telah dilengkapi sistem avionik yang cukup canggih pada masa itu.
Hal tersebut akhirnya berhasil membawa kekuatan AURI pada paruh pertama menjadi yang terkuat ke tiga di Asia, yaitu setelah RRC dan India.
Namun kejayaan itu kemudiaan tak bertahan lama ketika AURI dituduh terlibat pemberontakan PKI, puncaknya pada peristiwa 1 Oktober 1965 yaitu penyerangan anggota Angkatan Darat oleh RPKAD terhadap PAU Halim Perdanakusuma yang telah disangka menjadi markas pemberontakan PKI.
Sumber : Riyadi, Bambang Slamet.2007.Perkembangan Kekuatan Angkatan Udara Republik Indonesia (Auri) 1959-1965. Surakarta
ADVERTISEMENT