Walt Whitman, Penyair dan Jurnalis Perang Terbesar Abad 19

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
18 Januari 2021 18:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Walt Whitman. Dok: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Walt Whitman. Dok: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Dinilai sebagai penyair terbesar Amerika abad ke-19, Walt Whitman, dilahirkan di Wes Hills, Long Island, pada 1819. Sejak usia 20-an, Whitman telah menulis beberapa karya novel dan puisi, yang salah satunya dipublikasikan di majalah The New World.
ADVERTISEMENT
Karier jurnalistiknya dimulai ketika ia menjadi editor sebuah surat kabar anti-perbudakan, The Freeman, tahun 1848. Hingga tahun 1854, Whitman telah bekerja di beberapa perusahaan surat kabar, dan membangun reputasinya sebagai salah satu jurnalis berpengaruh di Amerika.
Whitman ketika berusia 28 tahun. Dok: Wikimedia Commons
Pada 1855, Whitman menerbitkan karya puisinya di dalam sajak bebas, "Leaves of Grass", yang oleh sebagian kritikus sastra dianggap sebagai salah satu dari cetakan pertama yang paling menarik di dalam literatur Amerika.
Beberapa karya baru Whitman di pertengahan abad ke-19 memang banyak dipengaruhi oleh para romantis Prancis, Amerika, serta Quakers dari Inggris. Hal itu terlihat dari penggunaan kalimat yang terkesan bebas, namun bermakna dalam.
Salinan dari puisi Walt Whitman yang berjudul "Leaves of Grass". Dok: Arsip Universitas Sydney
Whitman menolak menggunakan irama reguler, yang lazimnya digunakan oleh para penyair, untuk karya-karya puisinya, seperti “O Captain! My Captain!”. Salah satu karya populernya itu tidak berirama, dan panjang barisnya tidak beraturan sehingga harus disesuaikan dengan irama pengucapan secara lisan.
ADVERTISEMENT
Antara tahun 1857 sampai 1859, ketika Perang Saudara pecah, Whitman menjadi sukarelawan perang yang merawat para korban di Washington. Di samping itu, Whitman aktif membuat laporan perang untuk berbagai surat kabar.
Jiwanya sebagai jurnalis mengantarkan Whitman pada pencarian fakta-fakta seputar perang yang tidak banyak ditemukan. Namanya pun banyak terpampang di surat kabar, dan membuatnya menjadi jurnalis perang yang sangat terkenal di penjuru negeri.
Ia pun kemudian menerbitkan buku, berjdul "Drum Taps", yang berisi pengalamannya selama perang. Walaupun tidak terlibat dalam pertempuran langsung sebagai perwira, para sastrawan menyebut Whitman sebagai “seorang penyair yang lahir di dalam peperangan”.
Salinan buku Walt Whitman yang berjudul "Drum Taps". Dok: Amazon
Hal itu didasarkan pada laporan-laporan Whitman yang begitu baik dan berkualitas. Ternyata ia banyak menarik pengalaman dari tentara yang ia jumpai, sehingga kebenarannya dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
Tahun 1860 menjadi masa terpenting dalam hidup Whitman, di mana ia diakui sebagai jurnalis profesional yang disejajarkan dengan senior-seniornya. Memasuki tahun 1870, Whitman menerbitkan buku "Democratic Vistas", yang berisi informasi pasca-Perang Sipil Amerika.
Pada 1873, Whitman terkena serangan stroke, dan ia harus beristirahat dari karier jurnalistiknya. Setelah melalui proses penyembuhan selama bertahun-tahun, Whitman akhirnya dapat beraktivitas ringan, seperti menulis dan membaca.
Ia lalu menghabiskan waktunya di Kanada untuk menulis karya lainnya, seperti "Collect" (1882), dan "November Boughs" (1888). Kondisi kesehatannya semakin menurun pada 1888 setelah ia kembali terkena serangan stroke, dan terpaksa harus menghentikan seluruh aktivitasnya.
Walau harus menghabiskan masa-masa terakhir hidupnya dengan kesehatan yang buruk, tetapi Whitman tetap dikenang sebagai jurnalis dan penyair yang sangat berbakat. Ia bahkan dikunjungi oleh para penggemarnya, yang rela menempuh perjalanan jauh untuk bertemu Whitman.
Rumah semasa tua Walt Whitman yang sekarang menjadi Walt Whitman Museum, di Camden, New Jersey. Dok: Wikimedia Commons
***
ADVERTISEMENT
Referensi: