Konten dari Pengguna

William Kemmler, Narapidana Pertama yang Dieksekusi Mati Pakai Kursi Listrik

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
7 Agustus 2020 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi eksekusi mati William Kemmler dengan kursi listrik pada 6 Agustus 1890. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi eksekusi mati William Kemmler dengan kursi listrik pada 6 Agustus 1890. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1890--tepat 131 tahun lalu--seorang narapidana Penjara Auburn di New York, Amerika Serikat (AS), bernama William Kemmler menjadi orang pertama yang dieksekusi mati dengan kursi listrik. Kemmler didakwa karena membunuh istrinya, Matilda Ziegler, dengan kapak saat terpengaruh alkohol.
ADVERTISEMENT
Hukuman mati Kemmler dilakukan pukul 06.38 pagi di ruang eksekusi Penjara Auburn pada 6 Agustus 1890. Ia bangun pukul 5 pagi di selnya; berpakaian rapi dengan jas, kemeja putih, dan dasi, lalu sarapan dan berdoa menjelang kematiannya.
Saat memasuki ruang eksekusi, di sana sudah hadir beberapa saksi dan jurnalis. lalu ia berkata:
"Tuan-tuan, saya berharap Anda semua mendapat keberuntungan di dunia. Saya yakin saya akan pergi ke tempat yang baik dan saya siap untuk pergi," ucap Kemmler.
Skesta wajah William Kemmler. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Lalu ia duduk di kursi listrik yang sudah terpasang di tengah ruangan. Seorang algojo yang juga merancang kursi tersebut, Edwin R. Davis, mengikat kedua tangan dan kakinya, juga memasangkan elektroda pada kepala dan punggung Kemmler.
ADVERTISEMENT
"Selamat tinggal, William," ujar Davis setelah memastikan perangkat kursi terpasang dengan benar ke tubuh Kemmler, lalu menjauh dan memberi isyarat ke seseorang untuk menyalakan arus listrik.
Bahu Kemmler pun perlahan terangkat karena muatan arus sekitar 700 volt mulai terhantar ke tubuhnya. Ia tersengat listrik selama 17 detik hingga pakaian dan sebagian tubuhnya terbakar.
Ia masih hidup, tapi pingsan. Lantas, sengatan kedua dengan arus sekitar 1.030 volt dinyalakan. Kemmler benar-benar meninggal setelah 2 menit tersetrum. Jurnalis New York Times yang hadir di sana menggambarkan bau hangus yang tak tertahankan di ruang eksekusi, sementara autopsi menunjukkan elektroda yang menempel di punggung Kemmler telah membakar tubuhnya hingga ke tulang belakang.

Rancangan Thomas Alva Edison untuk Menjegal Saingan

Model kursi listrik hukuman mati narapidana di Penjara Auburn di New York, Amerika Serikat. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Penerapan hukuman mati dengan kursi listrik AS saat itu dianggap lebih manusiawi dan cepat ketimbang hukuman gantung--beberapa orang yang dihukum gantung meninggal 30 menit setelah sesak napas.
ADVERTISEMENT
Ide kursi listrik sebagai alternatif hukuman mati pertama kali diungkapkan oleh seorang dokter gigi, Alfred Southwick, di Buffalo, New York. Awalnya, ia mendengar berita seorang pria lanjut usia yang mabuk meninggal seketika setelah tak sengaja menyentuh terminal generator listrik.
Ia berpikir mengeksekusi tahanan dengan listrik akan lebih manusiawi daripada hukuman gantung, dan menguji teorinya dengan percobaan ke hewan liar. Berbekal serangkaian laporan hukuman gantung yang gagal di AS, Southwick terlibat dalam komisi yang diorganisir oleh Gubernur New York, David B. Hill , pada tahun 1886.
Komisi ini diketuai aktivis hak asasi manusia, Elbridge Thomas Gerry, dan pengacara-politikus New York, Matthew Hale, dan Southwick, untuk menyelidiki cara eksekusi yang lebih manusiawi.
ADVERTISEMENT
Southwick dan lainnya mempertimbangkan penggunaan sengatan listrik untuk eksekusi mati narapidana. Pada 8 November 1887, Southwick mengirim surat ke Thomas Alva Edison untuk menanyakan soal cara terbaik menyetrum manusia.
Awalnya Edison mengatakan lebih memilih hukuman mati dihapuskan di AS, namun saat surat kedua dikirim Southwick, Edison menyebut sengatan listrik lebih cepat membunuh manusia, dengan menggunakan arus bolak-balik atau AC yang diciptakan George Westinghouse, saingannya dalam penemuan arus listrik--Edison menciptakan arus searah atau DC.
"Peralatan yang paling cocok untuk tujuan ini menggunakan dinamo listrik dengan arus terputus-putus. Yang paling efektif dari ini dikenal sebagai 'arus bolak-balik' yang diproduksi George Westinghouse,” tulis Edison.
Thomas Alva Edison. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Pemikiran ini merupakan siasat Edison yang sedang terlibat dalam "Perang Arus" dengan Westinghouse. Ia ingin menunjukkan arus AC ciptaan Westinghouse lebih berbahaya karena lebih cepat membunuh manusia daripada arus DC ciptaannya.
ADVERTISEMENT
Regulasi pertama yang memungkinkan penggunaan sengatan listrik mulai berlaku di New York pada tanggal 1 Januari 1889. Kursi listrik pun mulai dikembangkan salah satunya oleh karyawan Edison di West Orange, New Jersey, pada akhir tahun 1888.
Pertama kali digunakan kepada Kemmler pada 1890 dan Martha M. Place menjadi wanita pertama yang meninggal di kursi listrik pada di Sing Sing Correctional Facility 20 Maret 1899, karena membunuh putri tirinya, Ida Place.
Meski menuai pro-kontra karena dianggap lebih sadis, metode hukuman mati dengan sengatan listrik diadopsi 26 negara bagian di AS hingga tahun 1949.
Beberapa dekade kemudian, metode ini mulai ditinggalkan dan digantikan dengan hukuman suntik mati. Pada awal tahun 2000-an, Nebraska menjadi negara bagian AS terakhir yang menerapkan sengatan listrik sebagai satu-satunya metode eksekusi narapidana.
ADVERTISEMENT
Dari tahun 1890 hingga 1972, sengatan listrik digunakan pada sekitar 4.251 eksekusi mati di AS. Sementara dari tahun 1976 hingga awal tahun 2000-an, telah digunakan pada 160 eksekusi.
***
Referensi: