Konten dari Pengguna

IPM DIY Kupas Cerita Rakyat sebagai Edukasi Mitigasi Bencana

Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah 4 kali OKP Terbaik Nasional 3 kali Asean TAYO Award 1 kali PPI Sociopreneur Dikelola oleh Lembaga Media dan Informasi PP IPM
17 Januari 2022 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
YOGYAKARTA –  Cerita-cerita rakyat menyimpan pengetahuan mendalam yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Termasuk pengetahuan mengenai lingkungan. Menanggapi hal itu, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PW IPM DIY)  menggelar sebuah diskusi bertema “Cerita Rakyat untuk Menjaga Bumi Indonesia” dengan subjudul “Edukasi Kultural tentang Ekologi dan Mitigasi Bencana”.
Kegiatan virtual melalui zoom
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan virtual melalui zoom
Kegiatan berlangsung secara virtual  pada Ahad malam (9/1) sebanyak 50 peserta yang hadir dari berbagai wilayah di Indonesia. Narasumber yang diundang pada kegiatan itu ialah Ma’rufin Sudibyo, S.T., peneliti kebencanaan di Badan Pengelola Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong yang juga aktif di Dongeng Geologi.
ADVERTISEMENT
Mengawali materinya, Ma’rufin berbagi fakta penting bahwa gempa bumi dan tsunami adalah bencana paling mematikan dalam dua dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2000. Namun, bencana-bencana tersebut sudah sunatullah untuk terus terjadi selama lempeng-lempeng terus bergerak.
Perulangan tersebut menunjukkan, sambung Ma'rufin, bahwa fenomena alam sebenarnya memiliki pola tertentu. Oleh karenanya, untuk meminimalkan risiko bencana alam. Manusia perlu memahami dan menyesuaikan kondisi-kondisi itu.
Peneliti kebencanaan itu menyebut bahwa Indonesia itu menarik, bermula dari cerita bisa menjadi salah satu modal mitigasi. Pasalnya kejadian-kejadian bencana alam yang terjadi di masa silam kerap terekam dalam cerita tutur yang disampaikan dari generasi ke generasi.
Lebih lanjut, dalam materinya, Ma’rufin menunjukkan bagaimana cerita legenda seperti Sangkuriang, Batu Klinting, dan juga Ratu Kidul berkemungkinan menjelaskan kondisi alam Indonesia. Detail dalam cerita Sangkuriang rupanya memiliki kesamaan dengan beberapa fenomena alam di Sesar Lembang, Bandung.
ADVERTISEMENT
Pihaknya membeberkan terdapat makna lain, bahwa cerita Sangkuriang mengandung penjelasan munculnya Tangkuban Perahu. Selain itu, cerita Batu Klinting yang tumbuh di daerah Semarang menggambarkan fenomena alam sebelum munculnya rawa pening. Cerita lain seperti Ratu Kidul pun dapat menjelaskan gempa-gempa megathrust Jawa yang terjadi 400 tahun silam.
“Cerita-cerita tadi di satu sisi bisa dianggap sebagai gugon tuhon, cerita yang mengada-ada, bahkan bagi sebagian orang dianggap sebagai syirik. Tapi di sisi lain, bisa jadi itu merupakan sebuah mekanisme dari nenek moyang kita. Untuk menyampaikan apa yang terjadi saat itu dengan bahasa mereka sendiri, dengan keterbatasan pengetahuan mereka,” tandas Ma’rufin.
Sebagai informasi,  Kegiatan diskusi dari Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga (ASBO) dan Bidang Lingkungan Hidup (LH) ini bukan tanpa kelanjutan. Kedepannya PW IPM DIY akan melanjutkannya dengan penyusunan video dongeng yang melibatkan pelajar, sebagai upaya untuk mendorong terus berjalannya edukasi kepedulian lingkungan dan mitigasi bencana. (*Ahimsa)
ADVERTISEMENT