news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lest We Forget, Apabila Kita Mulai Melupakanmu

Konten dari Pengguna
20 Agustus 2018 4:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prakoso Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Lest We Forget adalah suatu ungkapan yang sangat berarti bagi orang Australia. Arti ungkapan tersebut dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti “apabila kita mulai melupakanmu”. Hal tersebut ditujukan kepada jasa - jasa para pahlawan perang Australia yang telah gugur pada Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
Pada perang tersebut, kurang lebih 27.000 tentara Australia meninggal dunia membela pasukan sekutu di wilayah Pasifik. Untuk memperingati jasa - jasa para pahlawan perang, setiap 11 November, Australia dan beberapa negara Commonwealth melaksanakan upacara kehormatan atau Remembrance Day.
Di Indonesia, ungkapan tersebut sangat pas kita lekatkan pada setiap peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan pada 17 Agustus. Kemerdekaan Indonesia bukan datang dengan sendirinya, melainkan merupakan suatu perjuangan para pahlawan kemerdekaan yang rela berkorban demi sang merah putih dan bangsa. Sama halnya dengan Australia, ribuan pahlawan kita telah gugur dalam perjuang meraih kemerdekaan Indonesia.
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Joni, Pahlawan Kecil dari Atambua (Foto: Istimewa)
Manifestasi semangat Lest We Forget secara nyata ditunjukkan oleh seorang bocah cilik bernama Joni Kalla di Atambua. Tanpa rasa takut dan semangat tinggi, dia berani mempertaruhkan nyawa ketika memanjat tiang bendera untuk mengambil tali yang sempat nyangkut pada saat upacara 17 Agustus di Motaain, Atambua. Semangat tersebut kembali mengingatkan kita dengan perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jujur, semangat ini sudah mulai terlupakan oleh masyarakat kita. Bangsa Indonesia mulai take it for granted perjuangan kemerdekaan para pahlawan dan jiwa nasionalisme yang mulai luntur. Perpecahan dan politik identitas yang kebablasan seakan mengelompokkan kita dan menipiskan rasa toleransi antara masyarakat.
Joni, bocah pemanjat tiang bendera. (Foto: twitter/@Kemlu_RI)
zoom-in-whitePerbesar
Joni, bocah pemanjat tiang bendera. (Foto: twitter/@Kemlu_RI)
Namun, seorang bocah cilik sederhana asal Nusa Tenggara Timur, telah mengingatkan kita kembali akan arti nilai perjuangan dan patriotisme. Bagi Joni, NKRI adalah harga mati. Merah Putih harus tetap berkibar dengan gagah berani bagaimana pun caranya walau nyawa taruhannya.
Sebagai generasi penerus negeri, kita semua memiliki kewajiban untuk mengisi kemerdekaan tersebut secara positif dan ikut membangun bangsa. Walaupun perjuangan kita saat ini berbeda namun semangat tak kenal lelah dan determinasi tinggi para pahlawan wajib ditiru. Terima kasih telah mengingatkan Joni.
ADVERTISEMENT