Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Full-stack Development menggunakan Teknik Rapid Application Development (RAD)
15 Juli 2022 17:47 WIB
Tulisan dari Pramudya Tamir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengenalan - Software engineering
ADVERTISEMENT
Di dalam dunia software engineering (lebih spesifiknya di bagian web development), mungkin istilah Full-stack development tidak begitu asing di telinga kita. Tapi sebelum itu, bagi teman-teman yang belum mengetahui apa itu Full-stack development, saya akan menjelaskan secara singkat mengenai hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Full-stack development menjadi spesialisasi pekerjaan yang sangat populer saat ini. Tidak heran banyak sekali kursus di internet yang menyediakan pembelajaran mengenai spesialisasi ini, mulai dari front-end, back-end, cloud computing, deployments, hingga bahkan design systems.
Peran metode Rapid Application Development
Setelah sedikit menyinggung mengenai Full-stack development, metode Rapid Application Development (atau akan saya sebut RAD saja) memiliki peran tersendiri dalam menyelesaikan pekerjaan software engineering. Metode RAD memungkinkan developer mengerjakan task yang bersifat berulang (atau memiliki pola yang sama) dengan lebih cepat. Mengapa demikian ? karena RAD berfokus pada tahap pembuatan prototype, yang kemudian prototype tersebut akan digunakan secara berulang untuk membuat software application.
ADVERTISEMENT
Pengembangan aplikasi tentunya memerlukan biaya, namun apabila pengembangan tersebut dilakukan pada proses yang sifatnya berulang, maka metode RAD yang menggunakan prototype sebagai solusi perulangan proses tersebut tentu akan dapat menghemat biaya pengembangan aplikasi secara signifikan.
Iterasi pengembangan aplikasi yang berkelanjutan serta bantuan dari prototype yang sebelumnya telah dibuat akan mempercepat proses development.
Ketika menambahkan fitur atau spesifikasi baru ke dalam proses pengembangan aplikasi, secara otomatis hal tersebut akan dapat dioptimalkan dengan prototype yang telah dibuat.
Kekurangan metode RAD
RAD akan sangat bermanfaat apabila aplikasi memiliki proses perulangan pengembangan yang masif, namun tidak untuk fleksibilitas. Apabila aplikasi memiliki kebutuhan fitur yang kompleks di luar dari prototype yang disediakan, maka proses integrasi akan memerlukan waktu lebih.
ADVERTISEMENT
Mengembangkan aplikasi dengan metode RAD memerlukan pengembang yang berkopeten dengan prototype yang telah dibuat, karena tentu terdapat beberapa tools yang mungkin belum diketahui oleh pengembang yang hanya memiliki kemampuan software engineering yang umum.
Kesimpulan
Dengan adanya metode RAD, pengembangan aplikasi yang bersifat berulang akan dapat diselesaikan dengan lebih cepat. Tools dan prototype yang sebelumnya telah dibuat akan menghemat waktu pengembangan aplikasi secara signifikan.