Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Remaja, Pribadi yang Memang Harus Menjadi Dewasa
5 November 2020 15:21 WIB
Tulisan dari Pramesta Rosa Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 22 tahun. Mereka bilang usia 20 tahun adalah usia yang sudah matang. Masa dimana sudah tak seharusnya bergantung lagi pada orang tua bahkan di sekitarnya. Mereka bisa dikatakan bukan lagi usia remaja yang masih memiliki waktu untuk bersenda gurau, bercanda tawa, tertawa kesana kemari, dan bermain – main.
ADVERTISEMENT
Kini usianya dianggap usia yang seharusnya sudah siap menatap masa depan mereka. Di usia segitu bukan lagi usia untuk mengeluh dan menyalahkan keadaan. Di usia ini sudah waktunya memikirkan “Sudahkah kau benar – benar berusaha dan berjuang? Sudahkah kamu mencoba hal baru? Sudahkah kamu menemukan jati diri masing – masing?”.
Ada beberapa contoh sebagian dari mereka sudah mampu membina rumah tangga di usia yang hampir dewasa.
Pada prinsip dasarnya sebagai manusia yang sering dikatakan banyak orang bahwa "setiap manusia adalah makhluk sosial".
Yang artinya setiap manusia hidup dan bergantung pada manusia lainnya. Dimulai sejak mereka kanak – kanak , seseorang membutuhkan orang tua yang bertanggung jawab atas dirinya.
ADVERTISEMENT
Belum lagi tanggung jawab atas perbuatan – perbuatan nakal yang merugikan orang lain. Permasalahan setiap tingkatan umur berbeda – beda, seringkali kita membutuhkan orang lain untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang kita perbuat sendiri.
Khususnya remaja, mereka masih membutuhkan pegangan dan bimbingan dari orang tua dan orang sekitarnya. Memang tak dapat dipungkiri jika kita mengandalkan orang tua, keluarga dan teman untuk kelangsungan hidup kita, tak lepas remaja.
Namun di usia kita remaja ketika usia mulai beranjak menjadi dewasa, sudah saatnya kita mengarungi hidup sendiri. Tak dapat dihindari, mau tidak mau, cepat maupun lambat, dengan persiapan maupun tanpa persiapan, suka tidak suka, usia itu akan datang dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Masa dewasa adalah masa di mana, saya, kamu, dan bahkan kalian semua harus berjuang atas diri kita masing – masing.
Dalam masa transisi ( usia emas ) usia dari remaja menuju dewasa yang mau tidak mau dituntut harus mampu memiliki pribadi yang matang, akan timbul berbagai masalah yang terjadi.
Khususnya masalah di mana masih banyak remaja sekarang ini masih labil dalam emosi dan mereka harus mampu tidak mampu merubah pikiran mereka agar menjadi pribadi yang lebih dewasa karena di usia mereka dianggap usia emas.
Masa remaja sering disebut juga masa untuk menemukan identitas diri atau sering dikenal dengan jati diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun banyak dilakukan dengan menunjukan perilaku coba – coba, perilaku imitasi (perilaku seseorang melihat model atau orang lain melakukan sesuatu dalam cara tertentu dan mendapatkan konsekuensi dari perilaku tersebut).
ADVERTISEMENT
Ketika saat remaja gagal menemukan jati dirinya dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga bisa saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri remaja tersebut yang sebenarnya. Reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil serta belum terkendali pada remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Remaja ini bisa jadi sering merasa tertekan, muram dan menjadi orang yang berperilaku agresif. Dalam hal ini pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari labilnya emosi dan tidak terkendalinya emosi pada saat transisi dari usia remaja menuju usia dewasa.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi emosi pada remaja. Khususnya pada remaja yang akan menjadi dewasa. Mereka masih belum berfikir panjang dan ke depan.
ADVERTISEMENT
Mengenai apa saja efek yang akan ditimbulkan dan juga masalah yang akan ditimbulkan. Di usia remaja emosi sangatlah penting dan berpengaruh besar.
Serta untuk anda sebagai orang yang lebih dewasa bahkan orang tua harus bisa memotivasi dan mengajarkan baik buruknya cara mengendalikan emosi yang benar. Untuk itu ada kalanya seseorang sulit mengendalikan emosi pada remaja.
Ada beberapa cara ampuh dalam mengendalikan emosi remaja. Yang pertama adalah relaksasi, ini dapat berjalan ampuh untuk mengendalikan emosi para remaja yang seringkali tidak tertahan dan keluar secara mendadak.
Hal yang paling ampuh adalah menghindari hal yang memicu emosi. Disini saat remaja ingin menjadi dewasa sebaiknya remaja jangan menyiram bensin pada api yang berkobar.
ADVERTISEMENT
Ketika remaja menjadi orang dewasa harus bisa menyikapi keadaan yang terjadi. Maka jika kita sebagai remaja tidak bisa mengontrol emosi remaja, hal yang paling baik adalah hindarilah hal yang memicu emosi.
Karena di tuntut untuk menjadi remaja. Maka remaja harus mengetahui menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam segala hal. Seperti di masa transisi tersebut mencoba hal – hal yang membuatnya menjadi dewasa.
Contohnya selalu punya keinginan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan, mulai belajar dari pengelaman yang telah dilakukan, tidak bertindak gegabah dalam mengambil keputusan, bersikap tenang saat dihadapkan pada situasi sulit sekalipun, tidak overthinking dalam menghadapi suatu keadaan, dan yang paling penting mau menerima kritik dan saran dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian disini ditegaskan lagi bahwa masalah diatas adalah masalah umum yang sering terjadi di masa transisi dari remaja menuju masa dewasa. Yang mana mau tidak mau remaja dituntut untuk menjadi dewasa diusianya yang sering dianggap sudah matang.