Diskriminasi Usia dalam Lowongan Kerja

redinta prameswari
Mahasiswi Program Studi Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
11 Juni 2024 7:06 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari redinta prameswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat memerlukan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Setelah adanya diskriminasi usia dalam lowongan kerja, banyaknya pembatasan usia menyebabkan peningkatan pengangguran yang kesulitan menemukan lowongan kerja tanpa batasan usia. Namun, perlu diingat bahwa usia tidak menjamin kemampuan seseorang; pengalaman yang dimiliki oleh pekerja yang lebih tua seringkali lebih berharga.
ADVERTISEMENT
Selain itu, diskriminasi usia dalam lowongan kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti stereotip tentang produktivitas dan kemampuan karyawan yang berbeda berdasarkan usia, kekhawatiran akan biaya yang lebih tinggi untuk karyawan yang lebih tua, atau bahkan preferensi terhadap karyawan yang lebih muda yang dianggap lebih mudah beradaptasi dengan teknologi baru. Stereotip tersebut memainkan peran penting dalam diskriminasi perusahaan. Misalnya, banyak perusahaan mengasumsikan bahwa karyawan yang lebih tua mungkin kurang produktif atau sulit beradaptasi dengan perubahan teknologi. Selain itu, ada juga kekhawatiran akan biaya yang lebih tinggi terkait dengan manfaat pensiun dan asuransi kesehatan untuk karyawan yang lebih tua. Semua faktor ini dapat menyebabkan diskriminasi usia dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan.
ADVERTISEMENT
Dalam UU Ketenagakerjaan tahun 2003, tidak ada ketentuan yang secara eksplisit mengatur larangan batas usia. Namun, Pasal 5 menyatakan bahwa "Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan." Definisi tenaga kerja dalam konteks ini adalah "setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat."
Dari pasal ini, dapat disimpulkan bahwa UU Ketenagakerjaan tidak membatasi usia seseorang untuk bekerja, asalkan orang tersebut mampu melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan. Oleh karena itu, tidak ada larangan yang secara jelas mengenai batas usia dalam UU Ketenagakerjaan 2003. Setiap individu yang memiliki kemampuan untuk bekerja memiliki hak yang sama untuk memperoleh pekerjaan tanpa adanya diskriminasi, termasuk diskriminasi berdasarkan usia.
ADVERTISEMENT
Beberapa kasus di mana batasan usia diterapkan dalam kesempatan kerja dapat dianggap sebagai bentuk diskriminasi di tempat kerja terhadap kelompok umur tertentu. Contohnya adalah ketika beberapa perusahaan mengumumkan batas usia maksimal antara 30 hingga 40 tahun untuk pelamar posisi tertentu. Hal ini menjadi alasan mengapa perusahaan menyertakan batasan usia dalam persyaratan untuk melamar pekerjaan, yang pada akhirnya dapat dianggap sebagai diskriminasi dalam pengumuman lowongan kerja.
Dengan menerapkan batasan usia, mengidentifikasi siapa yang dapat melamar pekerjaan dan siapa yang tidak. Ini berarti secara terbuka membatasi kesempatan bagi individu lain untuk mengikuti proses seleksi pekerjaan. Oleh karena itu, tidak tepat jika dan perusahaan mengklaim mengikuti prinsip kesetaraan jika iklan lowongan kerja secara eksplisit menyebutkan persyaratan yang bersifat diskriminatif. Menyertakan unsur diskriminatif dalam iklan lowongan kerja merupakan bentuk diskriminasi tidak langsung terhadap calon pelamar.
ADVERTISEMENT
Strategi Mengatasi Diskriminasi Usia dalam Mencari Pekerjaan
Diskriminasi usia dalam dunia kerja bukanlah fenomena baru, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Terkadang, batasan ini diperlukan untuk peran tertentu, namun seringkali bersifat diskriminatif terhadap pekerja profesional yang lebih tua. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi fenomena ini saat mencari pekerjaan.
1. Mulai dengan mengubah pola pikiran
Langkah pertama adalah mengubah cara pandang tentang usia. Meskipun secara teori ada hubungan antara usia dan produktivitas, mempercayai pandangan ini hanya akan menghalangi pencarian kerja. Ubah pola pikir dan jangan jadikan usia sebagai hambatan. Yakinlah bahwa usia hanyalah angka yang tidak mengurangi produktivitas.
2. Update skill dan informasi dunia kerja
Untuk meningkatkan skill dalam dunia kerja , pelamar harus memiliki keterampilan yang diinginkan perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperbarui keterampilan yang relevan di dunia kerja. Misalnya, kemampuan dalam teknologi dan penggunaan internet sangat penting dalam era modern ini. Selain itu, pelamar perlu mengikuti informasi terbaru tentang perkembangan di dunia kerja. Karena industri terus berkembang dan banyak perubahan, maka dari itu pelamar harus mampu mengikuti perubahan tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Fokus pada pengalaman kerja
untuk menghadapi diskriminasi usia di tempat kerja adalah fokus pada pengalaman kerja, terutama saat wawancara dengan perusahaan. Pengalaman merupakan aset berharga bagi pekerja. Perusahaan biasanya lebih menyukai kandidat dengan pengalaman tertentu. Dengan menekankan pengalaman kerja selama wawancara, pewawancara dapat melihat nilai dan kemampuan yang ditawarkan oleh kandidat. Pengalaman kerja lebih menarik bagi perusahaan dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Bahkan, perusahaan sering kali bersedia mengabaikan persyaratan usia demi mendapatkan pekerja dengan pengalaman yang baik.
4. Memperluas networking dalam dunia kerja
Networking sangat berharga dalam dunia kerja. Memiliki jaringan dan kenalan yang luas sama pentingnya dengan memiliki keterampilan yang selalu diperbarui. Dengan jaringan yang kuat, pelamar dapat lebih mudah mendekati posisi yang diinginkan karena orang dalam jaringan tersebut sudah memiliki kepercayaan pada mereka. Jadi, meskipun pelamar tidak memenuhi persyaratan usia, itu tidak menjadi masalah. Mulailah membangun kenalan di berbagai bidang dan terus berkomunikasi tentang pekerjaan yang diinginkan. Kesempatan bisa datang dari mana saja, sehingga penting untuk memiliki jaringan yang luas.
ADVERTISEMENT
5. Hindari pertanyaan mengenai usia
pada saat wawancara sebaiknya menghindari pertanyaan tentang usia. Pembahasan tentang usia mungkin akan muncul, namun para pelamar bisa mencoba mengalihkan topik untuk menghindarinya. Para pelamar juga bisa dengan tegas menolak atau mengungkapkan ketidaknyamanan dengan pembahasan tersebut. Namun, jangan lupa untuk terus meyakinkan pewawancara dengan nilai-nilai lain yang dimiliki oleh pelamar.