Ahok-Djarot Sambangi PBNU Minta Doa Restu

10 April 2017 21:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ahok - Djarot bersama PBNU. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok - Djarot bersama PBNU. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan calon Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat malam ini menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) untuk meminta doa restu untuk kelancaran pelaksanaan Pilgub DKI putaran dua.
ADVERTISEMENT
Djarot tiba lebih dahulu sekitar pukul 18.45 WIB, disusul Ahok yang datang sekitar pukul 19.15 WIB. Dalam pertemuan yang berlangsung selama sekitar 1 jam 30 menit itu, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj berdoa agar warga DKI mendapatkan pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat.
"Mudah-mudahan DKI mendapatkan pemimpin yang pro rakyat, terutama masyarakat miskin, masyarakat kecil, pendidikan, kesejahteraan dan bagaimana masyarakat DKI jadi potret bagi daerah-daerah lain," ujar Said di Kantor PBNU, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (10/4).
Di sela-sela doanya, Said berharap jika Ahok-Djarot dapat terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI mereka dapat memperhatikan kesejahteraan guru agama Islam dan para marbut masjid.
"Pak Ahok dan Pak Djarot kalau berhasil (terpilih) akan memperhatikan guru-guru agama, anak Muslim yatim dan piatu yang tidak mampu dan tidak bisa sekolah akan diurus. Sebetulnya enggak pilah-pilah tapi semua. Tidak pandang bulu Muslim atau non Muslim dibantu semua. Panjang umur dan dapat ridho Allah," ujar Said.
Ahok dan Djarot kunjungan ke PBNU. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok dan Djarot kunjungan ke PBNU. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Selain memberikan doa restu, Said juga mengingatkan agar agama jangan dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Jika agama digunakan untuk kepentingan politik, kata Said, substansi ibadahnya akan menjadi nol.
ADVERTISEMENT
"Jangan sekali-kali agama digunakan untuk tujuan politik. Itu salah. Masjid, gereja, klenteng seharusnya enggak boleh untuk bicara politik," kata Said.
"Ibadah kalau tujuannya bukan ibadah tapi politik itu zero. Khotbah nggak usah yang lain-lain (tapi) bagaimana membangun kesejahteraan, kesehatan, pendidikan. Cuma itu isinya yang benar. Selain itu salah," imbuh dia.
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Ketua Umum PKB Djan Faridz dan Sekjen PBNU Helmy Faisal.