Bos First Travel Tak Pernah Beli Restoran Nusadua London

25 Agustus 2017 6:32 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Restoran Nusadua milik First Travel (Foto: Instagram/@nusadualondon)
zoom-in-whitePerbesar
Restoran Nusadua milik First Travel (Foto: Instagram/@nusadualondon)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polisi menyebut sebagian uang jemaah korban penipuan PT First Travel (FT), diduga digunakan bos biro agen perjalanan umroh, Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman, untuk membeli Restoran Nusadua London di Inggris.
ADVERTISEMENT
Tulisan 'part of the FT group' memang tampak tercantum di papan nama restoran tersebut. Namun dikutip dari BBC Indonesia, pengelola Restoran Nusa Dua, Firdaus Ahmad, menegaskan bahwa restoran yang beralamat di 118-120 Shaftesbury Avenue pusat Kota London itu, bukan milik keduanya.
Jangankan membelinya, menurut Firdaus, seluruh properti yang ada di restoran tersebut bahkan tak bisa diperdagangkan.
"Kita tidak bisa memiliki properti ini seperti ini di pusat kota London. Yang bisa dilakukan adalah menyewa dan menggunakan," jelas Firdaus dilansir BBC Indonesia, Kamis (24/8).
Firdaus mengatakan pihaknya telah mengeluarkan dana sejumlah 285 ribu poundsterling untuk mengambil alih pengunaan properti restoran dari pemilik lama. "Kami penyewa di sini," tegasnya.
Tidak ada nama Andika atau Anisa sebagai pemilik resmi restoran Nusadua London.
ADVERTISEMENT
"Andika tidak ada namanya di Nusadua. Itu kan secara lisan, (Andika mengatakan) ada restoran di London, dibeli 700 ribu poundsterling. Saya tak tahu bagaimana ia bisa mengatakan seperti itu," ucap Firdaus.
Namun Firdaus membenarkan bahwa pihaknya sempat memiliki hubungan bisnis dengan Andika dan Anniesa, yang bermula saat ia mengantarkan pasangan suami istri itu berlibur di Inggris pada 2014 silam.
Menurut Firdaus, di kala itu dirinya sedang mencari peluang baru untuk memperbesar restoran lamanya yang terletak di Dean Street, tak jauh dari Shaftesbury Avenue.
"Ada tawaran untuk mengambil alih dan menjalankan salah satu restoran Cina di Shaftesbury Avenue. Letaknya strategis, Andika setuju, kebetulan ada peluang. Dulu Andika punya restoran (di Indonesia), tapi tutup," ungkap Firdaus.
ADVERTISEMENT
Andika dan Anniesa lalu setuju menginvestasikan sejumlah dana mereka. "Restoran Cina yang saya ambil alih itu (menjadi restoran Nusadua) harus mengalami renovasi besar-besaran. Dan itu mahal biayanya. Ya bantu-bantulah," imbuhnya.
Anniesa Hasibuan dan Nusadua London (Foto: Instagram/@nusadualondon)
zoom-in-whitePerbesar
Anniesa Hasibuan dan Nusadua London (Foto: Instagram/@nusadualondon)
Berselang tiga tahun, pengelola Restoran Nusadua lainnya, Usya Soerharjono, mengatakan ia telah menyerahkan apartemen miliknya di Indonesia kepada Andika. Penyerahan tersebut, kata Usya, adalah untuk membeli saham Andika dan Anniesa di Nusadua.
"Pada Maret 2017 saya menyerahkan apartemen saya di Indonesia ke Andika. Ada akta notarisnya. Penyerahan ini menandai pembelian saham Andika di Nusa Dua, dan ini juga atas keinginan Andika," jelas Usya.
Usya dan Firdaus senada menegaskan bahwa dari sisi hubungan finansial, pihaknya sudah tak ada lagi hubungan kerjasama dengan Andika dan Anniesa.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Hendry Rudolf Nahak, menyebut Anniesa dan Andika yang telah ditetapkan sebagai tersangka mengaku ada dana jemaah yang digunakan untuk membeli restoran.
Polisi bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) masih terus menelusuri aliran dana jemaah First Travel. Sejumlah aset seperti mobil, barang berharga, dan rumah milik tersangka telah disita.