Zulkfili Hasan Sesalkan Beragama Dianggap Jauh dari Berbangsa

21 Agustus 2017 18:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR Zulkifli Hasan (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR Zulkifli Hasan (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Bandung hari ini. Mengusung tema Menjahit Kembali Merah Putih, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, mengatakan sedang banyak salah paham yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.
ADVERTISEMENT
"Salah paham pertama sungguh serius. Ada anggapan bahwa beragama berarti menjauh dari berbangsa. Tunduk pada ajaran agama dipandang sebagai tak bersetia pada paham kebangsaan. Menjadi pemeluk agama yang taat dinilai berkhianat terhadap prinsip ber-Indonesia," ujarnya di Hotel Grand Asrilia, Bandung, Senin (21/8).
Salah paham tersebut, kata dia, adalah hal yang serius mengingat paham kebangsaan dan paham keagamanan idealnya harus saling menopang.
"Menjadi pemeluk agama yang taat adalah jalan untuk menjadi warga negara yang baik. Bahkan, di kalangan umat Islam di negeri tercinta ini tegak sebuah prinsip bahwa mencintai Tanah Air adalah bagian dari iman," jelasnya.
Zulkifli menambahkan, bahkan Hadratusy Syech KH Hasyim Azhari, selaku pendiri Nahdhatul Ulama juga sependapat dengan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Hadratusy Syech KH Hasyim Azhari memperkenalkan prinsip tersebut dengan fatwanya yang terkemuka Hubbul wathon minal Iman," jelas dia.
Di usia kemerdekaan RI yang ke-72 ini, Zulkifli berharap seluruh elemen masyarakat dapat saling mengutamakan sikap toleransi antar umat beragama.
"Saudaraku, bagi Umat Islam di Indonesia, beragama adalah pangkal berbangsa. Saya yakin demikian halnya pula bagi pemeluk agama Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan yang lainnya," katanya.
"Menjalani 19 tahun Reformasi. Allahmenganugerahi kita dengan anugerah dan nikmat yang melimpah ruah. Mari kita senantiasa mensyukuri ini," imbuh Zulkifli.
Reporter: Ferio Pristiawan