Penulisan Sejarah dan Arkeologi Populer

Shinta Dwi Prasasti
Penyuka Sejarah, Arkeologi dan Heritage, bekerja di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2021 12:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shinta Dwi Prasasti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buku Homo Sapiens : Riwayat Singkat Umat Manusia (dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Homo Sapiens : Riwayat Singkat Umat Manusia (dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
Selama ini mata pelajaran sejarah dikenal kurang menarik. Saat guru menyampaikan materi, kerap kali anak didiknya enggan untuk memperhatikan. Materi yang disampaikan hanya dianggap masa lalu semata. Iya, bagi sebagian siswa, masa lalu adalah sebuah masa yang sudah berlalu dan sudah tidak bisa diutak-atik lagi. Maka, materi sejarah hanya sebatas dihafalkan saja. Murid-murid pun lebih suka menghafalkan tahun-tahun penting saja. Tanpa memaknai peristiwa di baliknya.
ADVERTISEMENT
Namun dewasa ini ternyata sejumlah tulisan bertema sejarah kembali diminati. Salah satu yang fenomenal adalah buku karya Yuval Noah Harari, Homo Sapiens : Riwayat Singkat Umat Manusia. Buku ini bahkan sampai cetak ulang lebih dari 10 kali. Saya baca cetakan yang ke-16, November 2020. Bahkan buku ini juga dicetak versi grafisnya. Versi yang memuat gambar grafis untuk mempermudah pemahaman pembacanya.
Sebuah fenomena yang menarik. Mengingat, bagi siapa pun yang pernah belajar Sejarah dan Arkeologi di tingkat Universitas, buku karya Doktor Sejarah ini sebenarnya memiliki beberapa kesamaan dengan materi perkuliahan. Beberapa teori dan fakta terkait masa Prasejarah yang ada dalam buku ini juga sudah tertera di buku Sejarah Nasional Indonesia jilid pertama karya Marwati Djoened Poesponegoro dkk. Materi yang kurang lebih sama juga muncul dalam buku Indonesia dalam Arus Sejarah jilid pertama karya Taufik Abdullah dkk.
ADVERTISEMENT
Memang bukunya Yuval ini menyajikan sejumlah teori baru terkait kehidupan masa prasejarah Namun tetap saja muncul pertanyaan, tidak biasanya masyarakat umum tertarik pada sebuah buku yang membahas manusia prasejarah. Bahkan karena ketertarikan tersebut, buku sejarah ini sampai dicetak ulang hingga 16 kali (per November 2020).
Salah satu kemungkinan jawabannya adalah cara penyampaian yang berbeda dan lebih menarik. Sepanjang proses pembacaan, isi dari buku ini disampaikan dengan gaya bahasa yang populer. Diksi yang digunakan sangat mudah dipahami oleh masyarakat umum, yang belum pernah belajar sejarah di tingkat universitas.
Dewasa ini, penulisan sejarah dan arkeologi seharusnya semakin terbuka dan menjangkau semua kalangan. Jika selama ini hanya berkutat pada buku teks dan jurnal, yang hanya dikonsumsi oleh kalangan terbatas. Kalangan yang memiliki akses pada dunia akademik, ilmiah dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pola semacam ini harus diubah. Mengingat tidak semua orang dapat memahami artikel jurnal atau buku teks yang menjelaskan ragam peristiwa sejarah maupun arkeologi. Sejarah dan arkeologi harus mencoba alternatif media lain untuk memperluas jangkauan pembacanya.
Penulisan Sejarah dan Arkeologi Populer di Media Digital
Salah satu cara memperluas jangkauan penulisan sejarah dan arkeologi dalam masyarakat adalah dengan memanfaatkan laman atau portal berita daring. Sejumlah portal berita daring mensyaratkan bahwa karya yang bisa dimuat memiliki jumlah karakter terbatas dan materi yang sesuai bagi masyarakat awam.
Sebuah tantangan yang menarik bagi sejarawan dan arkeolog untuk menampilkan tulisan ilmiah mereka dalam kemasan yang lebih populer. Masyarakat yang membaca bukan sekadar kalangan akademis saja. Tetapi mereka semua yang memang memiliki rasa ingin tahu pada sebuah topik sejarah.
ADVERTISEMENT
Penulisan sejarah dan arkeologi tidak hanya melalui media teks semata. Ada banyak media yang bisa menjadi sarana penyampaian kepada masyarakat, di era digital ini. Pengalihmediaan dengan media alternatif sangat diperlukan. Hal ini mengingat tidak semua masyarakat suka membaca teks yang sangat panjang dan terus menerus.
Masyarakat yang suka dengan teks singkat bisa membaca tulisan ilmiah popular dengan jumlah karakter atau halaman tidak terlalu banyak. Mereka yang suka gambar, bisa menyimak melalui infografik. Infografik yang biasa merangkum bagian penting dari peristiwa sejarah.
Sementara mereka yang ingin mendengar materi sembari sekadar bersantai bisa menggunakan media siniar. Dan mereka yang hobi menonton film, bisa melihat video dengan teks narasi, yang durasinya tidak terlalu panjang.
ADVERTISEMENT
Cara-cara di atas bisa menjadi alternatif untuk menyajikan pengetahuan terkait arkeologi dan sejarah dengan lebih menarik. Begitu juga membuat buku teks yang menarik ala Homo Sapiens-nya Yuval Noah Harari juga bisa diterapkan pada masyarakat yang suka membaca.
Proses penulisan popular dan alih media adalah upaya agar karya para sejarawan dan arkeolog bisa diterima masyarakat umum. Bukan sekadar dibaca para akademisi maupun kalangan professional.