Popularitas Megawati: Fenomena dalam Voli Indonesia

Shinta Dwi Prasasti
Penyuka Sejarah, Arkeologi dan Heritage, bekerja di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
Konten dari Pengguna
11 Maret 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shinta Dwi Prasasti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Megawati Hangestri Pertiwi saat membela tim Red Sparks. Sumber : Kumparan / KOVO
zoom-in-whitePerbesar
Megawati Hangestri Pertiwi saat membela tim Red Sparks. Sumber : Kumparan / KOVO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Megawati Hangestri Pertiwi, nama yang akhir-akhir ini semakin menanjak popularitasnya. Kepopulerannya ini juga dapat dijumpai di sejumlah platform media sosial. Megawati adalah seorang pemain tim nasional voli wanita asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum viral karena berprestasi di Liga Voli Korea (V-League), Megawati sudah dikenal oleh pecinta voli Indonesia. Hanya saja memang popularitasnya tidaklah sama. Salah satu sebabnya, voli bukanlah olahraga yang sangat populer di Indonesia. Di Indonesia, popularitas voli masih kalah dibanding sepak bola di Indonesia.
Seingat saya, saat pertama mengikuti Instagramnya, jumlah pengikut Mega baru 100 ribuan. Jauh dibanding atlet voli senior wanita lainnya, seperti Yolla Yuliana dan Wilda Siti Nurfadhilah. Kedua atlet yang saya sebut tadi memang sudah lebih dulu malang melintang di dunia voli Indonesia.
Sementara saat ini jumlah pengikut Megawati di Instagram sudah mencapai 700 ribuan. Sebuah peningkatan yang signifikan. Peningkatan jumlah pengikut ini juga diikuti oleh akun klub barunya di Korea Selatan, Jung Gwanjang Red Spark Volleyball Team. Akun ini saat pertama mengumumkan perekrutan Megawati masih bernama KGC Volleyball. Jumlah pengikutnya pun hanya puluhan ribu. Saat ini sudah mencapai 200 ribu. Jumlah yang sangat banyak untuk ukuran klub voli korea. Klub-klub voli Wanita korea lainnya memiliki jumlah pengikut di bawah 50 ribu.
ADVERTISEMENT
Sementara di platform Youtube, Red Sparks baru saja meraih prestasi baru. Yaitu pencapaian tombol perak. Sebuah pencapaian yang tergolong luar biasa untuk klub voli ini.
***
Fenomena peningkatan jumlah follower untuk sebuah klub luar negeri yang dibela pemain Indonesia sejatinya adalah hal yang kerap terjadi. Fenomena ini mulai muncul pada tahun 2022 dan 2023. Dimulai dari cabang olah raga sepakbola.
Sejumlah atlet Indonesia yang berkarir di luar negeri, sebut saja Egy Maulana Vikri, Witan Sulaiman, Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan dan yang (terbaru) adalah Marselo Ferdinand. Klub-klub yang dibela pemain tersebut mendapat peningkatan follower di akun Instagram mereka. Egy dan Witan membela klub divisi utama Slovenia, Asnawi sempat membela klub kasta kedua di Korea Selatan dua kali dan sekarang di kasta tertinggi Thailand. Pratama Arhan di kasta kedua liga Jepang dan saat ini di kasta pertama liga Korea Selatan. Dan Marselo Ferdinand di liga Belgia. Klub-klub tersebut segera mendapat perhatian dari warganet Indonesia. Mereka berbondong-bondong menjadi follower dan ikut serta berkomentar dalam tiap postingan resmi klub.
ADVERTISEMENT
Kiprah Megawati di Korea bukanlah yang pertama. Sebelumnya Mega sempat bermain di Thailand dan Vietnam. Di tahun 2023 ini dia terpilih dalam Asian Draft, yang baru diterapkan Liga Voli Korea. Sebuah langkah yang besar, yang diakui Mega sendiri dalam sejumlah wawancara. Mengingat Liga Korea ini memiliki kemasan yang berbeda dan durasinya juga lebih panjang daripada liga-liga lain yang pernah diikutinya.
Sebenarnya Indonesia juga memiliki atlet voli putra yang cukup populer dan sempat bermain di Liga Jepang. Liga yang secara umum lebih baik dari Korea, karena peringkat timnasnya. Atlet voli putra tersebut adalah Rivan Nurmulki dan Dony Hariyono. Ada juga nama Fahri Septian yang saat ini berkiprah di Liga Voli Bulgaria.
ADVERTISEMENT
Popularitas Megawati ini kemungkinan disebabkan penggunaan media sosial yang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Banyaknya penggemar K-Pop juga dapat menunjang popularitasnya. Asumsi yang kedua ini menjadikan segala hal yang berbau Korea Selatan akan populer di Indonesia.
Kedua asumsi di atas kemungkinan hanyalah faktor pendukung. Penampilan bagus di klub Red Sparks yang melebihi ekpekstasi, menjadi faktor utama dalam menunjang popularitas Megawati. Pada daftar pencetak poin terbanyak, Megawati merupakan satu satunya pemain asing dari Asia yang berhasil masuk. Artinya kemampuannya setara dengan pemain asing non Asia lainnya.
Sejumlah pemberitaan diikuti sejumlah video yang ditayangkan di media sosial, menjadi penarik warganet. Respon warganet di media sosial, di platform Youtube yang sangat tinggi menjadi buktinya. Penggunaan tagar Megawati dan Red Sparks, seolah menjadi cara ampuh agar sebuah video mendapat banyak penonton.
ADVERTISEMENT
Sejumlah konten kreator dari luar Indonesia, seperti Korea Selatan maupun negara lain berlomba untuk membuat konten tentang Megawati maupun tim Red Spark. Mereka faham konten ini akan menarik warganet Indonesia untuk beramai ramai menyaksikannya. Dalam hitungan jam, konten itu akan ditonton oleh puluhan hingga ratusan ribu warganet.
***
Fenomena kemampuan bersaing Megawati di Liga Voli Korea ini sejatinya dapat menjadi motivasi bangsa ini. Motivasi untuk mengembalikan kepercayaan diri bangsa ini di depan bangsa asing. Sebuah hal yang telah hilang sejak awal abad 19 akibat dari upaya penjajahan bangsa asing.
Akibat dari sikap rasis yang diterapkan bangsa asing di kala itu, Indonesia memang mengalami keterpurukan dalam berbagai hal. Sikap yang menganggap penduduk bumiputra lebih rendah dari bangsa Eropa. Sikap ini kemudian memunculkan pembagian masyarakat berdasarkan kesan “lebih hebat” dan “lebih rendah”. Sikap rasis ini menjadi warisan dari penjajahan yang berlangsung hingga saat ini. Sikap ini membuat kita merasa rendah diri (inferior) kala bertemu dengan bangsa lain, Eropa atau negara maju lainnya.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan Megawati sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari respon positif warganet Indonesia. Tingginya respon di dunia maya tersebut kemudian juga dimanfaatkan banyak pihak, di antaranya para konten kreator. Nah, dari sinilah kita harus memahami bahwa bangsa ini memiliki juga potensi pasar media sosial yang baik.
Potensi pasar yang harus dimanfaatkan dengan baik, agar citra Indonesia juga tetap terjaga dan mendapat pengakuan di tingkat internasional. Kesuksesan Megawati di Korea ini juga merupakan contoh nyata bagaimana seorang atlet Indonesia dapat bersaing dan meraih prestasi di level internasional. Ini tidak hanya membanggakan bagi Indonesia bagi Megawati dan Indonesia sebagai negara, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk mengejar impian mereka tanpa batasan.
Pada konteks yang lebih luas fenomena ini juga menyoroti pentingnya pengembangan olahraga di Indonesia. Dukungan yang tepat dari pemerintah dan pihak terkait lainnya, potensi atlet-atlet Indonesia untuk bersaing di kancah internasional dapat lebih dioptimalkan. Selain itu, peningkatan popularitas Megawati dan klubnya juga menunjukkan bahwa media sosial memiliki peran yang signifikan dalam mempromosikan prestasi olahraga dan meningkatkan kesadaran akan cabang olahraga yang kurang populer di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Indonesia dapat menjadi kekuatan yang lebih besar di dunia olahraga internasional, dengan terus menghasilkan atlet-atlet berkualitas dan memberikan dukungan yang memadai. Prestasi Megawati dan atlet lainnya di kancah internasional bukan hanya tentang meraih medali atau memenangkan pertandingan, tetapi juga tentang memperkuat identitas dan citra Indonesia di mata dunia.