Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Rasina, Pala dan Banda
2 April 2023 5:12 WIB
Tulisan dari Shinta Dwi Prasasti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awal Februari kemarin, akun Instagram penerbit Gramedia membagikan postingan tentang penerbitan novel berlatar sejarah karya Iksaka Banu. Pada postingan tersebut, disebutkan bahwa novel tersebut berhubungan dengan kata Banda, Batavia, Pala dan Opium. Cerita dalam novel ini disebut juga berhubungan dengan salah satu cerpen dalam karya Iksaka Banu sebelumnya, Teh dan Pengkhianat. Judul cerpennya Kalabaka.
ADVERTISEMENT
Kalabaka berada di urutan pertama dari buku kumpulan cerpen sebelumnya. Dan, novel ini berjudul Rasina. Saya memutuskan memesan novel terbaru tersebut. Pemesan di barisan Pre-Order.
Rasina, sebuah novel
Novel Rasina datang melalui pos pada akhir Februari. Lengkap dengan peta Batavia 1740-1760 dan tanda tangan penulisnya. Saya pun bersiap untuk berselancar bersama Rasina ke Batavia.
Kisah tentang Rasina ini mengambil latar waktu, masa kekuasaan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie). Sebuah persekutuan dagang asal Belanda, untuk daerah Hindia Timur. VOC didirikan pada tahun 1602 dan bubar pada 1799. Meski Rasina adalah judul dari novel ini, nama ini tidak muncul dalam awal cerita.
Menariknya novel ini menyajikan dua plot yang saling melengkapi. Plot pertama dalah dari sisi Joost Borstelveld. Seorang Landdrost Ommelanden Timur. Landdrost bertugas mengurus ketertiban di wilayah Ommelanden, setingkat dengan sheriff. Ommelanden adalah kawasan berada di luar tembok kota Batavia.
ADVERTISEMENT
Plot kedua adalah pengembangan dari cerpen Kalabaka. Ditulis dengan gaya bertutur orang pertama, dari buku harian juru tulis Hendriek Cornelis Adam. Pada cerita ini disebutkan jika Hendriek adalah juru tulis dari seorang pejabat VOC. Kedua plot ini saling melengkapi dan menjadikan alur cerita menjadi sangat menarik.
Latar waktu dari plot pertama novel ini adalah tahun 1755 di Batavia. Artinya masa ini adalah masa menjelang jatuhnya VOC.
Di Batavia, Joost Borstelveld dan atasannya, Jan Aldemaar Staalhart menjumpai penyiksaan pada budak. Peristiwa ini diikuti dengan kematian tak wajar dari seorang budak. Dari sinilah, Borstelveld dan Staalhart mulai menggelar penyelidikan. Penyelidikan ini yang kemudian menyeret mereka dalam pusaran arus besar penyelundupan budak dan opium. Penyelundupan ini melibatkan sejumlah orang penting yang ada di Batavia.
ADVERTISEMENT
Rasina adalah seorang budak bisu yang leluhurnya menjadi korban pembantaian massal oleh Jan Pieterszoon Coen saat VOC berupaya membangun monopoli perdagangan pala di Banda pada tahun 1621. Sebagai pelayan rumah tangga sekaligus budak nafsu tuannya, Rasina menjadi saksi hidup banyak hal tak terduga yang membuat jiwanya terancam. Perjumpaannya dengan Staalhart serta Joost Borstveld membuat keadaan menjadi semakin rumit, berbahaya, sekaligus membawa harapan baru.
Pembantaian massal di Banda
Pembantaian massal yang dilakukan Jan Pieterszoon Coen pada penduduk Banda tahun 1621, menjadi plot kedua dari novel ini. Sebuah pembantaian yang dilakukan J.P. Coen sebagai upaya untuk memonopoli perdagangan pala di kepulauan tersebut.
Peristiwa yang termuat dalam data sejarah berupa sebuah laporan dari juru tulis yang anonim. Juru Tulis ini menjadi saksi dari perbuatan pembantaian tersebut. Meski dia sendiri menyatakan ketidaksetujuannya atas peristiwa tersebut lewat tulisannya.
ADVERTISEMENT
Sejumlah data sejarah menjadi pelengkap dan bertebaran di dalam novel ini. Mulai dari struktur sosial, budaya, ekonomi, perbudakan dan sebagainya. Kisah fiksi ini menjadi bumbu yang sedap untuk menikmati novel ini.
Novel ini juga menyajikan bagaimana upaya VOC dalam memonopoli perdagang an rempah, yaitu pala. Pala yang memang endemik di Banda merupakan komoditas dagang yang menjadi incaran utama dari VOC pada masa itu.
Epilog
Interaksi dagang antara penduduk Banda sebagai penghasil rempah dengan bangsa- bangsa lain, Cina, Arab dan Eropa telah terjadi jauh sebelum kehadiran bangsa Belanda. Namun keinginan untuk memonopoli dan menguasai seluruh Banda dan sumber dayanya hanya ada pada bangsa- bangsa Erop. Belanda, salah satunya.
Meminjam penjelasan dari Yuval Noah Harari dalam Sapiens Riwayat Singkat Umat Manusia, perbedaan interaksi tersebut ada pada ambisi dari bangsa Eropa. Bangsa Eropa disebut Yuval lebih istimewa karena ambisi mereka yang tiada banding dan tidak terpuaskan. Bangsa di kawasan ini sangat berambisi untuk menjelajahi belahan dunia dan kemudian menaklukkannya.
ADVERTISEMENT
Penduduk Banda sebenarnya telah berinteraksi dengan berbagai bangsa, terkait perdagangan pala. Interaksi dengan bangsa Eropa lah yang cenderung pada upaya penaklukkan. Mereka telah menghadapi upaya penaklukkan dari Portugis, Spanyol dan Inggris. Namun pada konteks ini, upaya Belanda jauh lebih kuat dan massif. Hingga muncullah peristiwa pembantaian tersebut.
Kehadiran fiksi semacam Rasina ini menarik. Karya ini diharapkan menjadi pintu gerbang untuk generasi muda untuk belajar sejarah. Belajar sejarah menjadikan kita bisa memahami peristiwa di masa lalu. Belajar sejarah juga membuat kita bisa membayangkan kembali masa depan. Sejarah memberikan pilihan tentang apa yang dilakukan untuk masa depan.
Judul Buku : Rasina, Sebuah Novel
Penulis : Iksaka Banu
ADVERTISEMENT
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan : Pertama, Maret 2023
Tebal : xxvii +587 hlm
ISBN : 978-602-481-986-6
Live Update