Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perempuan Tulang Punggung Keluarga (Kajian Feminisme)
11 Oktober 2022 20:32 WIB
Tulisan dari Pratnya Devi Martasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kajian feminisme adalah kajian yang berfokus pada upaya dalam menyetarakan hak-hak kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Begitu banyak pandangan yang menilai bahwa perempuan adalah makhluk lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja. Bukan tanpa alasan mengapa pandangan itu melekat pada diri kaum perempuan. Semua itu karena adanya sejarah menyedihkan tentang perempuan dari berbagai belahan dunia dan pada akhirnya membuatnya dipandang sebagai makhluk yang tidak berharga.
ADVERTISEMENT
Kajian feminisme telah memberikan pelajaran dan membuka pandangan banyak orang tentang perempuan. Kaum perempuan yang selama ini dipandang sebagai kaum yang lemah ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa. Beberapa diantaranya memiliki kemampuan yang setara dengan kemampuan laki-laki, hal ini terbukti dengan adanya fenomena perempuan sebagai tulang punggung keluarga.
Di lingkungan sekitar, sering kali kita menjumpai fenomena perempuan sebagai tulang punggung keluarga. Kerasnya kehidupan telah membuatnya harus mengubah diri dan melangkah keluar dari kehidupannya sebagai perempuan.
Seperti yang kita ketahui “Tulang punggung keluarga” adalah sebuah keadaan yang mengharuskan seseorang menjalani kehidupan yang sangat keras, melakukan segala hal demi dapat mempertahankan kehidupan yang layak sekaligus dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Di Indonesia sebagian besar pemerannya adalah perempuan.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan menjadi tulang punggung keluarga diantaranya :
1. Orang tua tunggal yang membesarkan putra dan putrinya seorang diri tanpa adanya suami entah karena berpisah maupun sang suami yang telah meninggal dunia.
2. Seorang anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dengan latar belakang pendidikan yang minim dan sudah tidak memiliki orang tua namun masih memiliki Adik-adik yang harus ia besarkan.
3. Sikap egois orang tua yang memilih mempertahankan hubungan yang tidak harmonis di dalam keluarganya. Contohnya : teman saya menjadi tulang punggung keluarga karena hubungan kedua orang tuanya yang kurang baik. Ayahnya kurang bertanggung jawab terhadap kehidupan Ibu dan juga Adiknya sehingga menyebabkan ia harus bekerja keras untuk dapat membiayai kehidupan sehari-harinya bersama Ibu dan Adiknya.
ADVERTISEMENT
4. Dampak pandemi covid 19 juga merupakan salah satu penyebab perempuan menjadi tulang punggung keluarga. Perekonomian negara yang menurun drastis sehingga terjadi pemutusan hubungan kerja secara massal, hingga meningkatnya jumlah angka pengangguran di Indonesia membuat kaum laki-laki sulit mencari pekerjaan. Sedangkan lowongan pekerjaan yang tersedia saat itu hanya membutuhkan tenaga kaum perempuan saja seperti : asisten rumah tangga, karyawan wanita di toko, jasa cuci setrika baju maupun juru masak di rumah makan.
5. Faktor terakhir berasal dari dalam diri perempuan. Berawal dari keadaan hidup yang membuatnya berpikir kritis tentang bagaimana caranya mendapatkan penghasilan hingga muncul semangat yang luar biasa untuk dapat menghasilkan penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya terutama keluarganya. Hal ini yang membuat kaum perempuan harus mengerjakan semua jenis pekerjaan termasuk pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh kaum laki-laki seperti kuli bangunan, jasa angkut barang, supir angkutan umum, dan masih banyak lagi pekerjaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kelima faktor di atas membuktikan bahwa di balik sifatnya yang anggun dan lembut, perempuan mampu menjadi sosok tangguh yang dapat melakukan berbagai pekerjaan, dan memikul perannya sebagai tulang punggung dalam keluarga seorang diri dan itu merupakan hal yang luar biasa. Tetapi bukan berarti semua perempuan ingin selalu ada di posisi tersebut secara terus-menerus. Kaum perempuan juga dapat merasakan lelah, ketakutan dan kesedihan karena sejatinya kaum perempuan adalah makhluk berhati lembut yang membutuhkan perlindungan dan ingin menjalani kehidupannya sebagai seorang perempuan dengan semestinya bukan sebagai tulang punggung keluarga.