AMBER Alert dan Manfaat Teknologi Informasi untuk Perlindungan Anak

Prayoga Limantara
Diplomat Indonesia pernah ditempatkan di KBRI Washington, DC. Saat ini tengah menempuh diklat Sesdilu 4.0.
Konten dari Pengguna
23 Juli 2018 4:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prayoga Limantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penculikan. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penculikan. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Orang tua mana yang tidak sayang anaknya? Apapun akan dilakukan seorang orang tua untuk melindungi anaknya. Di tengah maraknya berita mengenai penculikan anak, sistem peringatan kolektif “AMBER Alert” yang ada di Amerika Serikat mungkin dapat dipertimbangkan.
ADVERTISEMENT
Hati Donna Whitson dan Richard Hagerman hancur berkeping-keping. Polisi yang singgah ke rumah mereka di hari itu datang membawakan kabar duka. Putri kesayangan mereka, Amber Hagerman, ditemukan dalam keadaan tewas bersimbah darah. Rintik hujan dingin bulan Januari yang turun di hari itu seolah menambah pilu kepergian gadis kecil mereka.
Kisah duka pasangan Hagerman di atas merupakan cerita nyata yang terjadi di Texas, Amerika Serikat, pada awal bulan Januari 1996. Berita kepergian Amber menggugah perhatian seantero negeri.
Amber diberitakan hilang saat sedang bermain sepeda di lapangan parkir di dekat rumahnya. Menurut seorang saksi, Amber terakhir kali terlihat tengah berteriak dan meronta saat seorang pria menariknya dengan paksa ke dalam sebuah mobil pick-up berwarna hitam.
ADVERTISEMENT
Meski telah mengerahkan lebih dari 50 orang polisi dalam upaya pencarian, Amber tidak dapat ditemukan. Lima hari setelah diberitakan hilang, jasad gadis berumur sembilan tahun itu ditemukan di tepi Sungai Arlington, Texas, dengan luka menganga di leher.
(Ilustrasi penculikan anak. Sumber: pixabay)
AMBER Alert
Kematian Amber mendorong orang tuanya menjadi aktivis perlindungan anak. Donna dan Richard berkeyakinan bahwa kematian Amber dapat dicegah jika ia dapat ditemukan lebih awal.
Mereka sadar bahwa perlindungan anak bukan semata tanggung jawab orang tua dan aparat keamanan setempat. Saat terjadi kasus penculikan anak, partisipasi kolektif seluruh anggota masyarakat merupakan hal penting yang menentukan.
Perjuangan gigih Donna dan Richard melahirkan sebuah sistem penyiaran pesan digital yang dikenal dengan nama AMBER Alert. Secara resmi AMBER Alert adalah singkatan dari America’s Missing: Broadcast Emergency Response. Nama AMBER juga dipilih untuk mengenang kisah tragis gadis yang gemar mengikuti kegiatan pramuka itu.
ADVERTISEMENT
Sistem siaran anak hilang ini pada mulanya hanya dilakukan oleh sejumlah stasiun radio dan televisi di Dallas-Fort Worth, Texas, bekerja sama dengan kepolisian setempat. Beberapa negara bagian di Amerika Serikat secara bertahap ikut mengadopsi sistem sejenis.
Akhirnya pada tahun 2003, Presiden George Bush menandatangani UU Perlindungan Anak yang baru dan memerintahkan Departemen Kehakiman untuk mengelola sistem ini secara nasional. Kini, pesan AMBER Alert dapat disampaikan melalui berbagai media digital yang ada di Amerika Serikat.
(AMBER Alert terinspirasi dari kematian tragis Amber Hagerman. Foto: Wikimedia)
Pesan Singkat
Cara kerja AMBER Alert cukup sederhana. Orang tua yang anaknya menjadi korban penculikan melapor kepada kepolisian setempat. Kepolisian lalu mengunggah informasi ini ke dalam sistem yang ada di Departemen Kehakiman untuk kemudian disiarkan secara langsung melalui sms, surat elektronik, media sosial, siaran radio, dan televisi.
ADVERTISEMENT
Bagi para pengguna telepon genggam, pesan ini akan diterima secara otomatis, tidak peduli merek telepon atau provider seluler internetnya. Dering notifikasi pesan yang masuk pun sangat mencolok dan tidak mudah untuk dinon-aktifkan.
Informasi yang disampaikan dalam AMBER alert pun sangat singkat karena faktor kecepatan penyampaian informasi lebih diutamakan di sini. Informasi yang tampil umumnya hanya berisi data lokasi kejadian serta ciri dan plat nomor kendaraan tersangka. Dalam beberapa kasus, informasi lebih detail mengenai ciri fisik tersangka dan korban juga disampaikan.
(Dalam AMBER alert, faktor kecepatan penyampaian informasi lebih diutamakan. Foto: Flickr)
Sejak diluncurkan pertama kali di tahun 1996, AMBER Alert telah berhasil menyelamatkan 924 anak korban penculikan. Selain diterapkan di 50 negara bagian di AS, sistem ini juga telah diadopsi oleh 22 negara lain, seperti Kanada, Australia, dan Malaysia.
ADVERTISEMENT
Dengan semakin banyaknya kasus penculikan anak di Indonesia, tidak ada salahnya jika kita mulai mempertimbangkan sistem sejenis. Penyampaian informasi dari otoritas yang berwenang semacam ini tentu lebih efektif ketimbang penyebaran informasi melalui WhatsApp Group atau media sosial yang sering disusupi berita bohong.
Semoga sistem inovatif dengan memanfaatkan teknologi informasi ini dapat segera diadopsi di tanah air. Karena melindungi anak-anak, sama artinya dengan melindungi masa depan bangsa Indonesia.
Selamat Hari Anak Nasional.